Rugi KFC Turun 68% Jadi Rp 19,73 Miliar di Kuartal I 2022
PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) masih mengalami kerugian di kuartal I 2022. Pengelola waralaba KFC ini membukukan rugi bersih sebesar Rp 19,73 miliar atau turun 67,90% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 61,46 miliar.
Meski masih mengalami kerugian, pendapatan perseroan justru naik 18,31% dari sebelumnya Rp 1,08 triliun menjadi Rp 1,28 triliun. Segmen makanan dan minuman masih menjadi kontributor terbesar dengan pendapatan sebesar Rp 1,26 triliun atau naik 18,90% dari sebelumnya Rp 1,06 triliun.
Kemudian, komisi atas penjualan konsinyasi turun dari sebelumnya sebesar Rp 12,80 miliar menjadi Rp 11,94 miliar di kuartal I 2022. Pendapatan dari jasa layanan antar perseroan juga tercatat turun hingga 87,01% menjadi Rp 321,94 juta dari sebelumnya sebesar Rp 2,48 miliar.
Dari sisi pengeluaran, sepanjang kuartal I 2022, beban pokok penjualan perseroan tercatat naik 18,41% menjadi Rp 485,76 miliar dari sebelumnya Rp 410,22 miliar di 2020. Kemudian, beban penjualan dan distribusi juga naik menjadi Rp 647,06 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 598,93 miliar.
Di samping itu, beban umum dan administrasi perseroan naik 11,33% dari sebelumnya sebesar Rp 149,81 miliar menjadi Rp 166,79 miliar. Beban operasi lain naik menjadi Rp 5,83 miliar pada kuartal I 2022 dari sebelumnya sebesar Rp 4,82 miliar.
Sementara itu, perseroan mencatat kenaikan penghasilan operasi lain dari Rp 7,69 miliar pada kuartal I 2021 menjadi Rp 10,36 miliar pada kuartal I 2022.
Hingga akhir Maret 2022, total aset Fast Food Indonesia tercatat sebesar Rp 3,49 triliun atau merosot 1,76% dari sebelumnya Rp 3,55 triliun di akhir 2021. Total liabilitas perseroan turun dari sebelumnya Rp 2,63 triliun menjadi Rp 2,58 triliun. Di sisi lain, total ekuitas perseroan tercatat menyusut menjadi Rp 914,16 miliar dari sebelumnya Rp 919,18 miliar.
Tahun ini, perseroan akan melanjutkan rencana pembukaan 25 gerai KFC dan lima gerai Taco Bell. Sebelumnya, hingga September 2021 perseroan telah membuka tujuh gerai baru.
Sebelumnya, Manajemen Fast Food mengatakan, hambatan yang ditemui perseroan dalam rencana pembukaan gerai baru di antaranya mengenai izin mendirikan bangunan yang waktunya tidak dapat diprediksi.
"Namun kami selalu mengusahakan agar proses perizinan dapat dengan waktu yang singkat," kata manajemen dalam paparan publik awal Desember lalu (9/12).
Adapun, tahun ini perseroan akan menambah kapasitas makan di tempat atau dine-in dan merambah bisnis digital dengan menyiapkan aplikasi yang dapat diunduh oleh para pelanggan.
Selain itu, perseroan juga membuat program bertajuk value meal, serta promosi yang disesuaikan dengan waktu dan event tertentu pada tahun ini. Perseroan juga menganggarkan belanja modal sebesar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar tahun ini.