Direksi Bayan Resources Borong Saham Senilai Rp 49,2 Miliar

Cahya Puteri Abdi Rabbi
17 Juni 2022, 18:30
Direksi Bayan Resources Borong Saham Senilai Rp 49,2 Miliar
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
Ilustrasi perdagangan di Bursa Efek Indonesia.

Sejumlah direksi PT Bayan Resources Tbk (BYAN) memborong saham perseroan dengan total nilai transaksi mencapai Rp 49,20 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), direktur utama sekaligus pengendali saham BYAN Dato Low Tuck Kwong telah membeli saham perseroan sebanyak 52.600 saham BYAN dengan harga pelaksanaan Rp 66.110 per saham atau senilai Rp 3,47 miliar.

"Transaksi dilakukan pada 13—14 Juni 2022, adapun tujuan dari transaksi ini adalah untuk investasi dengan kepemilikan langsung," demikian tertulis dalam keterbukaan informasi. dikutip Jumat (17/6).

Sebelumnya, Low Tuck Kwong juga telah beberapa kali menambah kepemilikannya di perseroan dengan membeli saham BYAN dengan harga pelaksanaan Rp 54.345 per saham pada 30 Mei, 2 dan 3 Juni 2022. Pada 15 Maret lalu, ia membeli sebanyak 198,7 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,29 triliun.

Namun, pada 14-15 Juni Low Tuck Kwong menjual sebanyak 820.000 saham BYAN miliknya dengan harga pelaksanaan Rp 30.000 per saham. Dengan transaksi tersebut, saat ini ia memiliki 61,17% saham BYAN.

Sementara itu, aksi borong saham perseroan juga dilakukan oleh anggota direksi lainnya, yakni pada 14 Juni 2022, direktur perseroan Russel John Neil menambah kepemilikannya di perseroan dengan membeli saham BYAN sebanyak 400.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 30.000. Dengan demikian, nilai transaksi mencapai Rp 12 miliar.

Sehari setelahnya, direktur perseroan lainnya yakni Alastair Gordon Christopher Mcleod membeli saham perseroan sebanyak 400.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 30.000 per saham atau mencapai Rp 12 miliar. Di hari yang sama, direktur BYAN Oliver Khaw Har Heng membeli sebanyak 20.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 30.000 per saham atau mencapai Rp 600 juta.

Sementara itu, seluruh transaksi yang dilakukan oleh jajaran direksi perusahaan pertambangan batu bara ini bertujuan untuk investasi langsung.

Berdasarkan laporan keuangan, perseroan membukukan laba bersih sebesar US$ 1,26 miliar pada tahun lalu atau meningkat dari perolehan sebelumnya yang sebesar US$ 344,45 juta. Adapun, kenaikan laba perseroan ditopang oleh kenaikan pendapatan perseroan sebesar 104% menjadi US$ 2,85 miliar dari sebelumnya US$ 1,39 miliar di 2020.

Pendapatan batu bara perseroan sepanjang 2021 naik menjadi US$ 2,84 miliar dari sebelumnya sebesar US$ 1,38 miliar. Sementara, pendapatan non batu bara tercatat sebesar US$ 6,44 juta dari sebelumnya US$ 6,16 juta.

Untuk tahun 2022, perseroan menargetkan penyelesaian pembangunan fasilitas pertambangan, termasuk barge loader pertama di Muara Pahu. Sementara barge loader di kedua dan ketiga di Muara Pahu dan perluasan BCT akan diselesaikan pada tahun 2023.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.
Advertisement

Artikel Terkait