36 Perusahaan Antre Catat Saham di BEI, Ada dari BUMN
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan terdapat 36 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham di tahun ini.
"Sampai dengan 27 Juli 2022, terdapat 29 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia, kepada awak media.
Nyoman merinci, dari ke-36 perusahaan yang berada dalam pipeline itu, berdasarkan sektornya, sebanyak 2 perusahaan berasal dari sektor barang baku, 8 perusahaan dari sektor sektor barang konsumen non primer, kemudian 9 perusaaan dari sektor barang konsumer primer.
Selanjutnya, sebanyak 2 perusahaan dari sektor energi, 2 perusahaan di sektor kesehatan, 3 perusahaan di sektor industri, 2 perusahaan di sektor infrastruktur, 2 perusahaan lainnya dari sektor properti dan real estat. Lainnya, 2 perusahaan dari sektor teknologi dan 4 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.
Di samping itu, imbuh Nyoman, terdapat 55 perusahaan yang telah mencatatkan 73 emisi Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) dan masih ada 19 perusahaan yang berada dalam pipeline Pencatatan EBUS.
Sebelumnya, berdasarkan riset Ernst & Young (EY) pasar modal Tanah Air menjadi yang paling atraktif melakukan penawaran umum perdana saham selama masa pandemi.
Hal ini tercermin dari jumlah perusahaan tercatat baru sepanjang 2020 51 perusahaan dan 54 perusahaan di tahun 2021.
BEI, kata Nyoman, menjadi bursa dengan jumlah IPO saham terbanyak dan menjadi Bursa pertama yang mencatatkan saham perusahaan Unicorn di kawasan ASEAN. Selain itu, nilai penghimpunan dana sebesar Rp 62,6 triliun dari pencatatan baru saham di BEI tahun 2021 merupakan yang tertinggi untuk bursa di kawasan ASEAN.
Pencapaian tersebut, menurutnya, tidak terlepas dari dukungan dan kebijakan dari Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa dan self-regulatory organization (SRO) lainnya dalam rangka membuat kondisi pasar modal yang kondusif pada masa yang dinamis.
Selain itu, pada tahun ini tren IPO perusahaan BUMN juga akan berlanjut. Saat ini, terdapat satu calon perusahaan tercatat yang berada dalam pipeline pencatatan saham merupakan afiliasi BUMN.
"Kami berharap akan banyak BUMN dan entitas anak yang memanfaatkan pasar modal Indonesia dan melakukan IPO pada tahun ini dan tahun mendatang," tandasnya.