Kinerja IHSG Tertinggi di ASEAN, Ditopang Batu Bara dan Sawit

Patricia Yashinta Desy Abigail
21 September 2022, 16:03
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/9/2022). Perdagangan IHSG ditutup menguat 10,64 poin atau 0,15 persen ke posisi 7.242,66.
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
IHSG mampu menguat di tengah tekanan di pasar keuangan global. Kenaikan IHSG ditopang melonjaknya harga komoditas batu bara dan sawit.

Di tengah isu kenaikan suku bunga yang akan diumumkan oleh The Fed, pasar keuangan Indonesia diprediksi akan terus kuat. Hal tersebut terlihat dari kinerja pasar saham yang baik di Indonesia sebab ditopang komoditas batu bara dan kelapa sawit.

Merujuk data Bursa Efek Indonesia, dari sisi imbal hasil kinerja bursa saham Tanah Air menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Tercatat, sejak awal tahun sampai dengan Selasa (20/9) kemarin, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 9,35%. 

Kinerja IHSG juga lebih tinggi dari Bursa Singapura yang tercatat menguat sebesar 4,55% di tengah penurunan cukup tajam bursa Vietnam 18,64% dan Bursa Filipina yang terkoreksi 9.47%. 

Direktur PT BNP Paribas Asset Management, Priyo Santoso, mengatakan walaupun volatilitas pasar global tinggi namun kondisi ekonomi Indonesia diprediksi akan kuat.

"Baik pasar modal, hingga, mata uang Rupiah cukup bertahan bahkan cenderung menguat di tengah sentimen global yang sedang terjadi,” katanya pada acara Media Briefing Penandatanganan Kerja Sama Bank BTPN dan PT BNP Paribas AM di The Langham, Jakarta pada Rabu (21/9).

Melihat dinamika pasar yang terjadi saat ini, katanya, kenaikan harga komoditas seperti batu bara menguntungkan Indonesia sebagai negara net-exportir komoditas. Walaupun di saat yang sama, tidak bisa dipungkiri jika Indonesia juga merupakan negara net-importir minyak. Hal tersebut mempengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang mengakibatkan gejolak inflasi.

“Kondisi ini sebetulnya dapat dilihat bukan sebagai short term pain melainkan long term gain bagi Indonesia," katanya.

Selain itu, kondisi anggaran pemerintah juga diperkirakan tetap kuat sehingga dapat menjaga kepercayaan investor kepada para pemangku kebijakan. Hal tersebut menurutnya menjadi modal bagi kesinambungan kepercayaan berinvestasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di jangka panjang.” Priyo menambahkan.

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...