Bank Neo Kantongi Restu Rights Issue Rp 1,7 T untuk Penuhi Modal Inti
Emiten bank digital, PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mendapatkan restu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Kamis kemarin (10/11) untuk melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Emiten berkode saham BBYB tersebut akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,61 miliar saham baru. Setiap pemegang 18 lembar saham lama yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham per tanggal 22 November 2022 berhak memperoleh 5 HMETD.
Satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu lembar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 650 per saham. Sehingga, jumlah dana yang akan diterima oleh BNC dalam aksi korporasi ini sebesar Rp 1,7 triliun.
Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan, mengatakan pihaknya mengubah target perolehan dana dari perhelatan rights issue yang awalnya sebesar Rp 5 triliun menjadi Rp 1,7 triliun. Menurutnya, angka ini sementara dinilai sangat cukup untuk menjadi fuel bagi BNC dalam mengeksekusi milestones yang sudah direncanakan.
"Pencapaian positif kinerja BNC di sepanjang tahun ini pada Kuartal III 2022, menunjukkan bahwa kinerja BNC berada pada jalur yang tepat, sehingga dana yang akan didapat secara efektif dan efisien dapat mendukung kinerja usaha perseroan yang lebih baik lagi di tahun depan,” kata Tjandra, dalam keterangan resminya, Jumat (11/11).
Menurutnya, rights issue akan meningkatkan kapasitas pendanaan BNC untuk pengembangan bisnis perusahaan. Sehingga kinerja perusahaan setelah rights issue diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan berkelanjutan.
"Target jumlah perolehan dana Rp 1,7 triliun tersebut akan digunakan perseroan untuk memperkuat modal inti dan sebagai modal kerja pengembangan usaha perseroan,” pungkasnya.
Dalam Prospektus yang diterbitkan, pemegang saham Utama BNC, yaitu PT Akulaku Silvrr Indonesia, PT Gozco Capital dan Rockcore Financial Technology Co.Ltd akan melaksanakan secara penuh haknya sesuai dengan porsi kepemilikannya.
Adapun jadwal rights issue yaitu tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24 November 2022. Tanggal tersebut bersamaan dengan periode perdagangan HMETD yang berlangsung pada 24 - 30 November 2022.
Akhir pembayaran pemesanan tambahan di 2 Desember 2022, dengan tanggal penjatahan pada 5 Desember 2022 dan tanggal pengembalian uang pemesanan pada 7 Desember 2022.