Eksklusif: Ririek Adriansyah Beberkan Transformasi Digital Grup Telkom
Pemerataan digitalisasi di Indonesia masih menjadi tantangan besar. BUMN telekomunikasi, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turut melakukan transformasi guna menyelesaikan isu mengenai konektivitas dan literasi digital.
Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah menyebut, ada tiga misi besar perusahaan untuk menuju transformasi digital. Pertama, melalui pengembangan struktur dan infrastruktur perusahaan. Kemudian, mendorong keterlibatan aktif masyarakat.
“Kita harus mendorong keterlibatan aktif untuk meningkatkan mindset, yang pertama adalah para pelaku industri dan yang kedua adalah masyarakat luas. Karena masyarakat luas juga harus siap dengan transformasi digital itu,” ujar Ririek dalam wawancara eksklusif dengan Katadata.co.id, Rabu (16/11) di sela acara KTT G20, Nusa Dua, Bali.
Ririek juga menyampaikan, pihaknya membuka kesempatan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dari dalam negeri maupun luar negeri juga menjadi salah satu misi transformasi digital. Perusahaan tidak membatasi investasi hanya pada sektor konektivitas saja, tapi juga pada sektor lain yang berpotensi.
“Dalam digital Telkom, kita mulai mengubah bagaimana kita berinvestasi dan operasi. Jadi, contohnya kita tidak hanya menanam modal dalam sektor konektivitas, tapi sektor-sektor lain juga hal-hal yang membangun platform digital Telkom,” lanjut Ririek.
Sebagaimana diketahui, Grup Telkom juga berencana menyiapkan anak usahanya yang bergerak di bisnis data center, PT Sigma Tata Sadaya (STS) dan PT Telkom Data Ekosistem (TDE) untuk melakukan penawaran umum saham perdana.
“Data center merupakan satu platform yang dibutuhkan. Jika digitalisasi jadi, itu potensi valuasinya juga lebih tinggi. Nanti secara proses akan terkonsolidasi akan nanti fokuskan di satu perusahaan untuk membangun data center," kata Ririek.
"Karena digital center ini tidak hanya akan mengoperasikan seperti keuangan, tapi nantinya akan ada fitur-fitur yang akan diperlukan."
Ririek menambahkan, Telkom memiliki salah satu anak usaha yang bernaung dalam inovasi digital yakni Indonesia Digital Ecosystem atau INDICO. Transformasi digital yang dilakukan oleh Telkom ini, dinilai Ririek juga memberikan manfaat secara bisnis.
“Jika Telkom menetap di industri lama, tidak ada transformasi akan hanya terjadi peningkatan sekitar 6 kali. Namun jika masuk ke bisnis lain, seperti data center itu bisa meningkat hingga 25 kali khusus untuk data center saja,” lanjut Ririek.
Tak hanya itu, Ririek juga menjelaskan potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam energi terbarukan atau green energy. “Ada tren di dunia ini yang membutuhkan energi listrik yang tinggi," imbuh dia.
"Seperti data center ini juga memiliki listrik yang tinggi sehingga ada tren baru yang mulai berkembang dan mungkin perlu diantisipasi di Indonesia itu adalah kebutuhan akan green energy.
Ririek menegaskan, potensi ekonomi digital di Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di negara Asean, maka dari itu pemerintah perlu meninjau regulasi yang relevan.
“Agar negara kita ini yang potensi digital ekonominya paling besar di asean bisa kita nikmati semaksimal mungkin. Jadi jangan sampai potensinya besar tapi yang menikmati pemain dari luar itu sangat penting,” tutup Ririek.