Cinema XXI Disebut Bakal IPO Tahun Depan, Bidik Dana Rp 17 Triliun

Patricia Yashinta Desy Abigail
12 Desember 2022, 16:36
Cinema XXI Dikabarkan Mau IPO Tahun Depan, Bidik Dana Rp 17 Triliun
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi. Operator Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya dikabarkan bakal melakukan IPO di BEI pada tahun depan

Operator Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya mempertimbangkan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia tahun depan. Melansir Bloomberg, Cinema XXI disebut dapat meraup setara US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 17, 18 triliun melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

Kabarnya, saat ini perusaan sedang melakukan konsultasi   untuk membentuk strategi penawaran yang potensial. Bloomberg menuliskan penjualan saham nantinya bisa menghasilkan US$ 500 juta hingga US$ 1,1 miliar.

Bila terserap seluruhnya, nilai IPO ini juga berpotensi mengalahkan nilai penawaran umum saham emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) senilai Rp 13,73 triliun dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp 12,24 triliun. 

Adapun, detail mengenai tahapan awal dan rincian IPO seperti jadwal dan besaran saham yang ditawarkan dapat berubah. Hingga berita ini ditayangkan, manajemen Cinema XXI belum menyampaikan tanggapannya mengenai aksi korporasi tersebut. 

Nusantara Sejahtera Raya berdiri sejak tahun 1987 atau berumur 41 tahun saat ini di Indonesia. Di tahun 2006, Cinema XXI melahirkan M-Tix untuk memfasilitasi pemesanan tiket bioskop secara online.

Perusahaan juga mengembangkan usahanya dengan penerapan teknologi seperti IMAX teater. Lalu, bioskop dilengkapi dengan sistem audio Dolby Atmos yang kini ada di 59 layar Cinema XXI. elama tiga tahun berturut-turut pada 2017, 2018, 2019 Cinema XXI telah dianugerahi World Branding Award di Kensington, London.

Saat ini, perusahaan memiliki 1.216 layar di 226 bioskop di seluruh Indonesia dengan merek Cinema XXI per Januari 2021, menurut situsnya. Perusahaan bertujuan untuk tumbuh menjadi 2.000 layar dalam lima tahun.

Sebelumnya, terdapat perusahaan bioskop sudah melantai di Bursa Efek Indonesia yaitu, PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ). BLTZ memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BLTZ (IPO) pada 28 Maret 2014 lalu.

Saham yang dikeluarkan oleh BLTZ sebanyak 74,41 juta dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga penawaran Rp 3.000 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia atau BEI pada tanggal 10 April 2014.

Berdasarkan data otoritas bursa, sampai dengan 21 November 2022, terdapat 43 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan perkiraan dana yang dihimpun sebesar Rp 47,2 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, bila dilihat secara sektornya, perusahaan pada sektor barang konsumer non primer, sektor teknologi dan energi berada di urutan terbanyak pada pipeline BEI.  

“Beberapa di antara perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham, ada yang menargetkan emisi lebih dari Rp1 triliun yaitu  2 perusahaan pada sektor energi dan 1 perusahaan pada sektor finansial,” kata Nyoman, kepada media, belum lama ini.

Dari 43 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham, ada sekitar 33 % yang merencanakan pencatatan di tahun 2023. Sedangkan, sisanya berencana dicatatkan tahun ini.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...