Risiko Resesi Membayangi, 42 Perusahaan Tetap Antre IPO di Bursa

Syahrizal Sidik
14 Desember 2022, 10:28
Risiko Resesi Membayangi, 42 Perusahaan Tetap Antre IPO di Bursa
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama. Covid-19
42 perusahaan berada dalam pipeline pencatatan saham di BEI sampai dengan 9 Desember 2022.

Meski menghadapi risiko resesi ekonomi dan kenaikan inflasi, minat perusahaan untuk mencari pendanaan melalui pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) di pasar modal Tanah Air masih cukup tinggi.

Hal ini terefleksi dari data pipeline pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sampai dengan 9 Desember 2022, terdapat 42 perusahaan.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, mengingat waktu akhir tahun yang semakin pendek, besar kemungkinan akan terjadi perubahan jadwal pencatatan yang sebelumnya direncanakan tahun 2022 menjadi tahun 2023.

“Sampai dengan 9 Desember 2022, ada 58 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan jumlah dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 32,7 triliun,” kata Nyoman.

Saat ini, terdapat 1 perusahaan yang sedang melakukan proses penawaran umum di sistem e-IPO, yaitu PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY) dan sesuai jadwal akan dicatatkan tanggal 15 Desember 2022.

Apabila saham VTNY telah tercatat di BEI, maka total saham yang tercatat di BEI tahun 2022 berjumlah 59 saham atau naik 9% dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah 54 saham dan lebih tinggi dibanding rekor all time high BEI pada tahun 2018 yang berjumlah 57 saham.

Berikut rincian pipeline pencatatan saham berdasarkan sektornya:

  • 2 Perusahaan dari sektor barang baku
  • 2 Perusahaan dari sektor industry
  • 4 Perusahaan dari sektor transportasi dan logistik
  • 2 Perusahaan dari sektor barang konsumen primer
  • 7 Perusahaan dari sektor barang konsumen non primer
  • 6 Perusahaan dari sektor teknologi
  • 3 Perusahaan dari sektor kesehatan
  • 5 Perusahaan dari sektor energi
  • 2 Perusahaan dari sektor finansial
  • 6 Perusahaan dari sektor properti dan real estat
  • 3 Perusahaan dari sektor infrastruktur

 

Selanjutnya: Ada Resesi, Bagaimana Peluang IPO di 2023?  >>

Nyoman melanjutkan, di tahun depan akan ada banyak tantangan yang membayangi, antara lain perlambatan ekonomi global dan terjadinya resesi di sejumlah negara.  Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2022 tetap tumbuh di kisaran 4,5%- 5,3%.

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...