Orang Terkaya Kedua RI Borong Saham Bayan Resources (BYAN)
Emiten pertambangan batu bara, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mencatatkan pembelian saham perseroan yang dilakukan oleh Presiden Direktur BYAN, Low Tuck Kwong. Melansir keterangan resmi perseroan, Low Tuck Kwong membeli 814.600 saham Bayan Resources.
Taipan terkaya kedua di Indonesia versi Forbes tersebut membeli saham BYAN seharga Rp 13.104,80 per saham. Jika diakumulasikan, dirinya mengeluarkan dana Rp 10,66 miliar untuk membeli saham tersebut. Transaksi pembelian saham ini dilakukan pada 12 hingga 16 Desember.
"Tujuan dari transaksi ini untuk investasi," tulis Sekretaris Perusahaan, Jenny Quantero, dikutip Selasa (20/12). Adapun, status kepemilikan saham tersebut yaitu langsung.
Dari transaksi tersebut, maka kepemilikan saham Low Tuck Wong bertambah menjadi 20,312 miliar saham atau 60,94% dari jumlah keseluruhan saham perseroan. Sebelumnya dirinya memiliki 20,311 miliar saham atau 60,93% dari total keseluruhan saham.
Sebelumnya, konglomerat Dato’ Low Tuck Kwong melepas sebagian kepemilikan sahamnya Bayan Resources senilai Rp 45,3 miliar pada periode 3 sampai 7 Oktober 2022.
Low Tuck Kwong tercatat menjual sebanyak 1,51 miliar saham dengan harga Rp 30.000 per saham. Dari divestasi tersebut, kepemilikan sahamnya di BYAN berkurang menjadi 60,95% atau sebanyak 2,031 miliar saham dari sebelumnya 60,99%yang setara 2,033 miliar saham.
Pendiri Bayan Resources ini tmenjadi orang terkaya kedua di Indonesia versi Majalah Forbes, menggeser posisi konglomerat pemilik Grup Sinar Mas, Widjaja bersaudara. Kekayaan Low Tuck Kwong ditaksir mencapai US$ 12,1 miliar atau setara Rp 188,55 triliun.
Nilai ini meningkat signifikan dari tahun lalu yang nilai kekayaan bersihnya mencapai US$ 2,55 miliar dan menduduki peringkat ke-18 orang terkaya di Indonesia.
Dikenal sebagai raja batu bara, Low Tuck Kwong, pria kelahiran Singapura ini adalah pendiri perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia, Bayan Resources. Sebelum menjadi salah satu pengendali batu bara terbesar,
Low Tuck Kwong menghabiskan masa mudanya dengan bekerja untuk perusahaan konstruksi ayahnya di Singapura. Kemudian ia pindah ke Indonesia pada tahun 1972 untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik.