Saham Emiten Bank Digital Terus Berguguran, Apa Faktor Penyebabnya?

Syahrizal Sidik
28 Desember 2022, 14:49
Saham Emiten Bank Digital Terus Berguguran, Apa Faktor Penyebabnya?
Katadata
Ilustrasi bank digital

Saham-saham emiten bank digital di sepanjang tahun ini mengalami penurunan signifikan. Padahal, setahun lalu, saham emiten di sektor ini sempat menjadi primadona di bursa saham. Kondisi pasar yang berubah drastis menjadi faktor penybab kejatuhan harga saham bank digital. 

Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 2021, saham bank digital mencatat lonjakan signifikan, berkisar 79% hingga 4.368%. Saham PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI), menjadi saham bank digital paling menguntungkan pada tahun lalu dengan kenaikan 4.368%.

Namun, per Desember 2022, mayoritas saham bank digital masih membukukan kinerja negatif. Saham-saham bank digital sejak awal tahun kompak mengalami penurunan berkisar -6,27% hingga -76%. Sebanyak 5 dari 7 bank bahkan mencatat penurunan lebih dari 50% sejak awal tahun ini (year to date). 

Berikut sebagaimana dirangkum Katadata: 

Nama Bank% 2021Harga Penutupan*% Year to Date*
Bank Jago348%3.840-76,00%
Bank Neo Commerce882%715-67,49%
Bank Raya79%442-75,58%
Allo Bank Indonesia4,368%1.380-54.53%
Bank Aladin2,123%1.420-37,99%
Bank Bumi Arta876%1.120-65,43%
Bank Bisnis438%3.860-6.27%

*Data per 19 Desember 2022

Analis Samuel Sekuritas, Farras Farhan, menilai penurunan kinerja saham bank digital tahun ini merupakan bagian dari dinamika pasar yang bergerak cepat. Kondisi pasar pada 2020-2021 dan 2022 menurutnya sangat kontras.

Pada 2020 atau tahun pertama pandemi Covid-19 berlangsung, laju perekonomian mengalami kontraksi akibat kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat. Kala itu, produk domestik bruto (PDB) Indonesia turun -2,1%.

Di saat mobilitas masyarakat dibatasi, berbagai kegiatan masih tetap berlangsung berkait teknologi, mulai dari kegiatan pendidikan, perkantoran, hingga belanja dapat difasilitasi dengan teknologi. Tidak mengherankan bila akhirnya sektor teknologi mencuat dan dianggap sebagai sektor yang mampu menjembatani kegiatan ekonomi selama masa pandemi.

Bank digital
Bank digital (Katadata)

Menurut Farras, kenaikan saham-saham teknologi terjadi secara global. Di Amerika Serikat, indeks Nasdaq yang berisi saham-saham teknologi tumbuh 47,58% (yoy) pada 2020, jauh melampaui kinerja indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average.

Di Indonesia, indeks saham teknologi (IDXTechno) baru diperkenalkan pada 25 Januari 2021. Di penghujung tahun tersebut, IDXTechno mampu mencetak kenaikan 380,14%, jauh melampaui pertumbuhan IHSG yang hanya 10,08%.

“Kita harus flashback untuk memahami mengapa sektor teknologi tahun 2020 hingga 2021 booming. Selain adaptasi teknologi yang kuat selama pandemi, faktor kebijakan stimulus moneter juga berpengaruh terhadap saham-saham teknologi,” kata Farras. 

Selanjutnya: Penyebab Kejatuhan Saham Bank Digital

Analis MNC Sekuritas, Tirta Widi Gilang Citradi, menjelaskan kebijakan stimulus yang dilakukan banyak negara membuat tingkat suku bunga menjadi rendah. Para pengelola dana kelas kakap (hedge fund) dan investor pada umumnya terpacu untuk mencari instrumen yang memberikan keuntungan lebih besar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...