BNI Siapkan Rp 905 Miliar untuk Buyback Saham

Emiten bank BUMN, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham perusahaan sebanyak-banyaknya Rp 905 miliar.
Dalam prospektus yang dipublikasikan, BNI akan menggunakan dana yang bersumber dari arus kas bebas berupa saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.
Periode buyback saham akan dilaksanakan pada periode 16 Maret 2023 sampai dengan Rp 15 September 2024. Buyback akan dilakukan pada harga yang dianggap wajar.
Adapun, pertimbangan dilakukannya aksi korporsi ini, pada awal tahun 2023, Indeks Harga Saham Gabungann (IHSG) berfluktuasi antara lain dipengaruhi sentimen The Fed yang masih mengisyaratkan lebih banyak kenaikan suku bunga, dampak geopolitik yang masih berlanjut, serta normalisasi kebijakan pandemi di Cina yang menyebabkan arus modal asing beralih ke Negeri Tirai Bambu.
"Buyback dimaksudkan untuk membantu mengimbangi tekanan jual di pasar saat IHSG sedang berfluktuasi," tulis manajemen BNI, dikutip Selasa (7/2).
Adapun harga saham BNI hingga 3 Februari 2023 tercatat sebesar Rp9.300, naik 0,8% secara tahunan dengan Price to Book Value (PBV) sebesar 1,27 kali. Nilai PBV ini masih berada di bawah rata-rata 10 tahun yang sebesar 1,42 kali.
BNI menegaskan, aksi korporasi ini tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha, mengingat perseroan memiliki modal dan cash flow yang cukup untuk melaksanakan pembiayaan transaksi bersamaan dengan kegiatan usaha.
Dari buyback saham ini, proforma laba per saham diperkirakan akan meningkat dari sebelumnya Rp 983 per saham di posisi 31 Desember 2022 menjadi Rp 989 per saham.
Sedangkan, aset perusahaan akan mengalami penurunan menjadi Rp 1.028,93 triliun dari sebelumnya di level Rp 1.029,83 triliun. Ekuitas perusahaan juga turun menjadi Rp 139,29 triliun dari sebelumnya Rp 140,19 triliun.