Wamen BUMN: Investor Timur Tengah Belum Masuk ke Garuda Tahun Ini

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara II Kartika Wirjoatmodjo menyatakan rencana investasi dari perusahaan maskapai asal Timur Tengah kepada PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) belum mencapai kesepakatan.
Kartika menyebut, investasi maskapai Timur Tengah diperkirakan belum akan masuk di tahun ini dengan pertimbangan likuiditas Garuda yang masih mencukupi. Nama Emirates dan Etihad sebelumnya santer diberitakan menjadi calon potensial investor baru Garuda.
"Karena kami sedang menghitung, sementara Garuda sekarang cash-nya rich banget. Jadi, jangka pendek ini Garuda belum full membutuhkan pendanaan dulu," katanya saat ditemui wartawan di Hotel Ritz Carlton, Rabu (15/2).
Wacana masuknya investasi dari perusahaan aviasi Timur Tengah kian mencuat seiring dengan aksi penambahan modal tanpa memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement yang dilakukan Garuda. Aksi korporasi ini bertujuan untuk penyehatan keuangan Garuda setelah mendapatkan suntikan Penambahan Modal Negara (PMN) senilai Rp 7,5 triliun.
Tiko, sapaan akrabnya, mengatakan BUMN akan melihat kinerja perusahaan penerbangan pelat merah ini pada semester satu 2023. Dirinya optimistis, kinerja keuangan Garuda akan positif dan naik dibandingkan periode paruh pertama 2022.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan private placement Garuda akan membidik investor asing dari Timur Tengah. Garuda memproyeksikan akan memperoleh dana US$ 300 hingga US$ 400 juta.
Aksi korporasi tersebut, kata Erick, akan dilakukan beberapa bulan ke depan. Seiring aksi tersebut, dia meminta BUMN agar tidak menjual asetnya dengan harga rendah. "Kita harus memposisikan penjualan aset BUMN itu dengan harga yang benar, jangan kita ditipu-tipu karena kita punya market yang besar," katanya saat ditemui wartawan di Acara Mandiri Investment Forum, Rabu (1/2).
Kementerian BUMN menyebut sudah berbicara dengan perusahaan penerbangan di Timur Tengah terkait penjajakan investasi. Namun, pembicaraan tersebut belum sampai pada tahapan penentuan nilai investasi.
Kartika juga berharap akan ada kelanjutan informasi mengenai proyeksi nilai investasi pada Maret 2023. "Ada beberapa perusahaan penerbangan yang sudah bicara dengan kami. Ditargetkan setidaknya US$ 300 juta sampai US$ 400," kata Tiko kepada wartawan di Fairmont Hotel, Rabu (1/2).