Analis: Penjualan Saham BRI dan BNI Tak Berdampak ke Fundamental BSI

Patricia Yashinta Desy Abigail
21 Februari 2023, 15:46
BRI dan BNI Akan Lepas Kepemilikan Saham di BSI, Ini Kata Analis
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Pegawai melayani nasabah di Kantor Cabang Digital Bank Syariah Indonesia (BSI) Thamrin, Jakarta.

Kementerian BUMN mewacanakan pelepasan saham milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) di emiten bank BUMN syariah, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Kementerian akan menyisakan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebagai pemegang saham pengendali dan membuka peluang masuknya investor baru. 

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani berpendapat, keluarnya BRI dan BNI sebagai pemegang saham BRIS tidak akan berpengaruh signifikan terhadap fundamental BRIS ke depannya. Sebab, Bank Mandiri masih akan menjadi pemegang saham pengendali Bank Syariah Indonesia. 

"Soal BRI dan BNI keluar mereka juga BUMN. Jadi tetap aja status BRIS tidak akan berubah sebagai anak perusahaan BUMN," katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (21/2).

Menurutnya, keluarnya BRI dan BNI sebagai pemegang saham BSI masih bisa diwakili oleh Bank Mandiri yang bisa meningkatkan porsi saham BUMN di BRIS. Selain itu, sahamnya juga bisa diabsorbsi investor yang lain selain Bank Mandiri.

Berdasarkan struktur kepemilikan saham BRIS sampai dengan 31 Januari 2023, Bank Mandiri menguasai 51,47% saham. BNI memiliki 23,24% saham, BRI tercatat mengantongi 15,38% saham. Sedangkan, sisanya dimiliki oleh masyarakat 9,91% dan pemerintah 1 lembar saham. 

Namun demikian, Arjun mengingatkan agar investor untuk mencermati waktu yang baik untuk masuk ke saham Bank Syariah Indonesia. Sebab ada kemungkinan terjadi koreksi harga saham BRIS.

Dia juga menyampaikan, secara valuasi Price to Earnings Ratio/PER atau perbandingan harga saham terhadap laba dan Price to Book Value/PBV atau perbandingan harga saham terhadap nilai buku BRIS masih di bawah rata-rata emiten bank besar lainnya (undervalued).  

"Jadi menurut saya lebih baik hold untuk investor yang sudah memilik sahamnya dan wait and see untuk investor yang ingin masuk sahamnya," katanya.

Dia juga mengatakan, dari sisi pertumbuhan laba bersih untuk kuartal IV 2022 masih baik dibandingkan dengaan tahun lalu atau year on year (yoy). BRIS tercatat membukukan kenaikan laba bersih 40,68% menjadi Rp 4,26 triliun sepanjang tahun 2022. 

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan, BRI dan BNI nantinya akan keluar secara perlahan dari pemegang saham Bank Syariah Indonesia.

Namun demikian, Tiko menyampaikan akan tetap mempertahankan Bank Mandiri sebagai pemegang saham pengendali BSI. Selain itu, pemerintah juga akan tetap menjadi pemegang saham dwiwarna.

"Kalau misalnya BRI atau BNI sebagai pemegang saham mulai exit, kira-kira siapa yang bisa menggantikan dan berapa size-nya," kata Tiko saat ditemui wartawan di Ritz Carlton, Rabu (15/2).

"Dari pemegang saham pengendali Bank Mandiri jadi pengendali selamanya serta ada [investor] strategis. [Nantinya] BRI, BNI perlahan akan keluar dari BSI, kita lihat peluang pasar."

Tiko mengatakan, pembicaraan ini akan terus berproses dengan berdiskusi kepada investor potensial untuk BSI. Dirinya mengaku ingin mendapatkan bank global sebagai investor BSI, dengan harapan bisa menaikkan kelas BSI di level global.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.
Advertisement

Artikel Terkait