Sari Roti Bagikan Dividen Rp 607 Miliar
Produsen roti bermerek Sari Roti, PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI) menebar dividen Rp 607 miliar. Pembagian dividen telah disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (5/4).
RUPST tersebut menghasilkan beberapa keputusan, antara lain menyetujui laporan direksi perseroan mengenai jalannya perseroan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022.
Sari Roti turut menyetujui pengesahan neraca dan penghitungan laba rugi perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022.
"Sehubungan dengan penetapan dan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022, dapat disampaikan pemegang saham menyetujui dividen tunai Rp 607 miliar yang dijadwalkan akan dibagikan pada tanggal 28 April 2023," tulis manajemen perseroan, dikutip Kamis (6/4).
Selanjutnya, rapat menyetujui penunjukkan kantor akuntan publik terdaftar dan pemberian wewenang kepada dewan komisaris untuk menetapkan honorarium dan persyaratan penunjukkannya. Serta menyetujui pemberian wewenang kepada dewan komisaris untuk menentukan besarnya gaji dan tunjangan dewan komisaris dan direksi perseroan.
Sari Roti membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 432,22 miliar di tahun 2022. Laba ini naik 52,40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 283,6 miliar.
Seiring naiknya laba, perseroan mencatatkan pendapatan Rp 3,93 triliun hingga 2022. Perolehan pendapatan ROTI tersebut naik 19,69% dibandingkan pada 2021 yaitu Rp 3,28 triliun.
Pendapatan perusahaan yang meningkat dikontribusi oleh penjualan roti tawar Rp 2,65 triliun. Raihan tersebut melaju 11,36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 2,38 triliun. Selain itu, raihan dari penjualan roti manis meningkat 29,64% menjadi Rp 1,45 triliun. Dibandingkan dengan perolehan tahun lalu Rp 1,12 triliun.
ROTI mencatatkan beban pokok penjualan Rp 1,84 triliun hingga akhir 2022. Beban pokok perusahaan naik 23,25% dibandingkan pada kuartal IV 2021 yaitu Rp 1,5 triliun. Rinciannya total beban pokok pendapatan penjualan bahan baku dan kemasan yang digunakan Rp 1,22 triliun atau naik 34,95% dibandingkan dengan tahun lalu Rp 907,57 miliar.