IHSG Melemah 1,37% di Sesi Pertama, Saham ADRO dan PGAS Anjlok
Pada akhir perdagangan sesi pertama hari ini, Jumat (5/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 1,37% ke level 6.750. Volume perdagangan mencapai 9,13 miliar dengan nilai transaksi Rp 5,37 triliun dan frekuensi 733 juta kali.
Tercatat, sebanyak 408 saham bergerak di zona merah, 101 saham di zona hijau, dan 195 lainnya tak bergerak. Sedangkan, nilai kapitalisasi pasar IHSG mencapai Rp 9.610 triliun.
Sejumlah saham yang paling aktif ditransaksikan investor antara lain, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan nilai transaksi Rp 461,7 miliar, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan nilai transaksi Rp 271 miliar, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai transaksi Rp 254,7 miliar.
Bursa Asia menunjukkan pergerakan yang beragam. Shanghai Composite turun 0,75% dan Strait Times turun 0,20%. Sedangkan Hang Seng naik 0,60% dan Nikkei 225 stagnan.
Melansir riset Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG dan bursa regional Asia tertahan di zona merah lantaran dipengaruhi rilis data dari lembaga riset di mana PMI Manufaktur Umum Caixin Cina secara tak terduga turun menjadi 49,5 pada April 2022 dari 50,0 pada Maret. Ini meleset dari perkiraan pasar yang sebesar 50,3.
Hal yang sama juga pada The Caixin China General Services PMI turun menjadi 56,4 pada April 2023 dari level tertinggi 28 bulan di bulan Maret di 57,8. Hal ini mencerminkan manufaktur Cina di zona kontraksi hal ini seiring pertumbuhan melambat sementara. Pertumbuhan yang melambat tersebut seiring pesanan baru yang menurun.
Investor saat ini juga menantikan laporan ketenagakerjaan bulan April untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang kondisi ekonomi dan kemungkinan arah kebijakan moneter The Fed Amerika Serikat. Sebelumnya, Jerome Powell menyampaikan komite saat ini tidak menganjurkan penurunan suku bunga berdasarkan prospek inflasi.
Sementara dari dalam negeri, BPS merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2023, di mana secara kuartalan terkontraksi 0,92% sedangkan secara tahunan tumbuh sebesar 5,03%.
Menurut Pilarmas, pasar tampaknya cenderung menilai terjadinya kontraksi pertumbuhan secara kuartalan akibat normalisasi kenaikan konsumsi di akhir tahun akibat libur tahun baru. Namun demikian masyarakat cenderung berhati-hati dalam konsumsi, alhasil konsumen lebih bijak dalam mengeluarkan dananya untuk konsumsi. Sehingga, ini turut mempengaruhi daya beli masyarakat.
Hingga separuh perdagangan hari ini, hampir seluruh sektor saham Tanah Air berada dalam zona merah. Dipimpin sektor energi yang anjlok hingga 2,82%. Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) turun 4,79% atau 140 poin menjadi Rp 2,780 per saham.
Selanjutnya, PT perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun 1,09% atau 15 poin menjadi Rp 1,365 per saham dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 2,35% atau 80 poin ke level Rp 3,330 per saham.
Sektor lainnya yang berada dalam zona merah adalah sektor teknologi turun 1,89%, sektor energi dasar turun 2,65%, sektor industri turun 2,46%, sektor kesehatan turun 1,52%, sektor infrastruktur turun 0,94%, sektor non primer turun 0,74%, sektor primer turun 0,57%, sektor properti turun 0,33%, dan sektor keuangan turun 0,10%.
Sedangkan satu-satunya sektor yang berada dalam zona hijau adalah sektor transportasi dengan kenaikan 0,05%.
Top gainers saham hari ini:
- PT RMK Energy Tbk (RMKE)
- PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW)
- PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR)
- PT Bank Victoria International Tbk (BVIC)
- PT Hillcon Tbk (HILL)
Top losers saham hari ini:
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)
- PT Astra International Tbk (ASII)
- PT Saptausaha Gemilang indah Tbk (SAGE)
- PT Mitra Pack Tbk (PTMP)
- PT Petrindo Jaya Kresi Tbk (CUAN)