Alasan di Balik Turun Gunungnya Patrick Walujo jadi CEO GOTO
Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan melakukan suksesi besar dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 30 Juni 2023 mendatang. Salah satunya, mengusulkan nama Patrick Walujo sebagai direktur utama menggantikan Andre Soelistyo. Andre akan bertukar posisi menjadi komisaris GOTO.
Penunjukan nama Patrick Walujo terbilang cukup mengejutkan para pelaku pasar. Sebab, ini menjadi sinyal Patrick yang sebelumnya duduk di kursi komisaris kini mulai turun gunung menahkodai emiten teknologi gabungan Gojek dengan Tokopedia ini.
Dalam diskusi terbatas dengan media, manajemen GOTO menyebut alasan penunjukkan Patrick tak datang secara tiba-tiba. Melainkan melalui proses yang cukup panjang.
Terlebih lagi, perusahaan saat ini sedang dalam proses mengejar EBITDA yang disesuaikan positif di akhir tahun, lebih cepat lima kuartal dari proyeksi yang disampaikan sebelumnya.
Dengan kemampuan dan kapabilitas Patrick yang cukup panjang di industri, perusahaan disebut membutuhkan Patrick sebagai tokoh yang tepat memimpin GOTO ke depan.
Sebagai calon penerus Andre, Patrick Walujo yang juga pendiri Grup Northstar ini sebenarnya bukan orang baru di GOTO. Ia bersama sama Andre, Nadiem Makarim dan para founder lainnya ikut membesarkan Gojek sejak masih beroperasi dari garasi rumah hingga menjadi unicorn, decacorn, merger dengan Tokopedia dan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik (IPO).
“Sebagai salah satu investor pertama Gojek dan Komisaris GoTo, saya selalu memiliki kepercayaan besar terhadap Perseroan," kata Patrick, dalam keterangan resminya.
"Apabila nominasi saya disetujui oleh pemegang saham, saya akan berdedikasi penuh kepada GoTo dan bekerjasama dengan jajaran direksi lainnya untuk mendorong kemajuan unit bisnis, terus mengoptimalisasi strategi Perseroan menuju target profitabilitas serta memperkokoh landasan pertumbuhan jangka panjang,” kata Patrick.
Pada kuartal I-2023, GOTO berhasil melakukan sejumlah perbaikan, baik di sisi topline maupun bottom line. GOTO membukukan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) senilai Rp149 triliun, tumbuh 6% secara tahunan (YoY).
Dari total GTV ini, perseroan berhasil mengantongi pendapatan bruto sebesar Rp6 triliun, melesat 14,3%. Pertumbuhan pendapatan bruto yang lebih tinggi dari kenaikan GTV menunjukkan manajemen mampu mengoptimalkan mesin pendapatan dengan memonetisasi semua kekuatan unit bisnis.
Sementara itu, dari sisi pendapatan bersih GOTO tercatat naik 123% menjadi senilai Rp3,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,5 triliun.
Meski masih membukukan kerugian, GOTO secara perlahan mulai membalikkan keadaan. Sebagai pembanding, rugi bersih GOTO pada kuartal I-2022 mencapai Rp6,6 triliun. Artinya rugi bersih tersebut membaik signifikan sebesar 41% dalam setahun terakhir.