Kebijakan makroprudensial longgar dan sinergi moneter-fiskal menjadi dasar optimistis Bank Indonesia (BI) bahwa ekonomi 2026 mampu tumbuh lebih tinggi.
BI tengah melakukan pengujian teknologi dengan pilihan antara sentralisasi dan desentralisasi, serta mempertimbangkan kecepatan dan keamanan penerbitan rupiah digital ke depan.
Langkah perluasan operasi moneter menggunakan valuta asing dalam mata uang yuan Cina dan Yen Jepang dilakukan BI untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah.
Gubernur BI Perry Warjiyo membahas kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan, mengutamakan stabilitas inflasi dan dorongan pertumbuhan ekonomi dalam keputusannya.
Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di 4,75% pada November 2025 mengingat adanya ketidakpastian global yang tinggi dan kenaikan inflasi.
Bank Indonesia memperkirakan rupiah akan melemah hingga mencapai Rp 16.430 per USD pada tahun 2026, sejalan dengan ketidakpastian ekonomi global yang berlanjut.
Pemberdayaan UMKM dari Bank Indonesia membuka akses pasar lebih luas lewat digitalisasi sambil tetap memperhatikan kekayaan budaya lokal. Simak kisah pelaku usaha yang merasakan dampak positifnya.