Bank Indonesia berpeluang menaikkan suku bunga di tengah pelemahan rupiah dan suku bunga tinggi. Bahkan, Bank BCA sudah mengantisipasi potensi kenaikan suku bunga ini.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) buka suara soal Bank Indonesia yang diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan untuk meredam pelemahan rupiah yang tembus ke Rp 16.245 per dolar Amerika Serikat.
Bank Indonesia mencatatkan jumlah utang luar negeri (ULN) Indonesia meningkat 1,4% yoy menjadi US$ 407,3 miliar atau setara Rp 6.560,8 triliun pada Februari 2024.
BI telah menyiapkan tiga langkah intervensi untuk memulihkan nilai tukar rupiah yang terus melemah. Pada perdagangan Selasa (16/4), rupiah ditutup merosot 2,07% menjadi Rp 16.176 per dolar AS.
Pemudik lebaran begitu antusias menukarkan pecahan rupiah di rest area KM57 Jalan Tol Trans Jawa seperti Ismadi. Dia rela mengantre lama untuk dapat uang baru sebagi hadiah lebaran di kampung halaman
Bank Indonesia mencatat realisasi penukaran uang lebaran mencapai Rp 123,72 triliun hingga 2 April 2024. Nilai ini setara 62,6% dari total uang baru yang disiapkan BI sebesar Rp 197,6 triliun.
Masyarakat semakin dimudahkan untuk belanja di berbagai negara. Salah satunya, dengan kehadiran QRIS yang kini sudah bisa digunakan di sejumlah negara Asean.
Ketidakpastian ekonomi global telah mendorong investor untuk mengalihkan dananya ke aset safe haven seperti dolar AS dan emas, sehingga berdampak pada volatilitas nilai tukar rupiah.
Pelemahan rupiah terjadi karena faktor global seperti penguatan dolar AS akibat penurunan ekspetasi suku bunga Federal Fund Rate dan sentimen pelemahan mata uang yuan Cina.
Penukaran uang baru telah mencapai Rp 75 triliun hingga Rabu (27/3). Nilai itu mencapai 38% dari total uang tunai yang disediakan Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 197,6 triliun.
Peredaran uang di Indonesia selama bulan Pemilu meningkat 5,3% menjadi Rp 8.739,6 triliun pada Februari 2024. Peningkatan uang beredar terutama didorong oleh uang kartal dan tabungan.
BI memperkirakan perekonomian Indonesia sepanjang 2024 akan tumbuh 4,7% hingga 5,5%. Faktor pendorong utamanya adalah permintaan domestik, baik konsumsi rumah tangga dan investasi.