Studi IFG Progress menunjukkan, mayoritas perusahaan asuransi jiwa di Indonesia mengelola aset di bawah Rp 10 triliun. Ini membuat mereka kesulitan mencetak untung dari pengembangan investasi.
Saat ini, IFG juga menunggu pencairan penyertaan modal negara (PMN) Rp 20 triliun untuk penguatan modal PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) yang akan bergerak di bidang asuransi jiwa.
Salah satu nasabah Jiwasraya mengaku tidak memiliki pilihan selain ikut restrukturisasi. Dia terpaksa harus menerima karena opsi lain tidak memiliki kejelasan.
Sebelum ditunjuk menjadi Wadirut IFG, Hexana menjabat Direktur Utama Jiwasraya. Kini, jabatan tersebut diduduki Angger P. Yuwono, Direktur Teknik Jiwasraya.
Berdasarkan data OJK per April 2021, sektor asuransi menghimpun premi sebanyak Rp 22,4 triliun. Capaian itu terdiri dari Rp 14,2 triliun asuransi jiwa, dan Rp 8,2 triliun asuransi umum dan reasuransi
IFG Life akan mengumpulkan dana dan mengharapkan PMN tambahan dari pemerintah Rp 2 triliun di 2022. Upaya tersebut dilakukan untuk memastikan perusahaan sehat pasca restrukturisasi Jiwasraya.
Dari total 25 produk yang diajukan ke otoritas, 11 produk IFG Life merupakan mirroring dari produk restrukturisasi Jiwasraya. Sedangkan sisanya merupakan produk asuransi baru.
IFG Life bergabung menjadi anggota Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). Masuknya entitas holding BUMN Asuransi ini bisa meningkatkan profesionalitas perusahaan di industri asuransi.