Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Rabu mendatang akan dibahas dengan opsi menahan suku bunga acuan di 5,25% atau memangkasnya 25 basis point, dikaitkan dengan kondisi inflasi dan pasar uang.
Bank Indonesia mengumumkan potensi penurunan lebih lanjut pada suku bunga BI-Rate, dengan harapan mendukung stabilitas inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih kuat.
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG turun 0,67% atau 48,06 poin ke level 7.107 pada penutupan perdagangan saham hari ini, Rabu (18/6). Data perdagangan BEI menunjukkan nilai transaksi Rp 11,52T.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menginstruksikan perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit pasca-penyesuaian suku bunga acuan BI menjadi 5,50% untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Rupiah diperkirakan akan terus melemah terhadap dolar AS, dipengaruhi oleh kondisi global dan domestik sebelum dan setelah pengumuman kebijakan Bank Indonesia.
Bank Indonesia kemungkinan besar akan memangkas suku bunga hingga 25 basis point hari ini, demi mengatur kembali perekonomian nasional yang terpengaruh oleh fluktuasi rupiah dan inflasi rendah.
Bank Indonesia memotong suku bunga acuan menjadi 5,75%, memicu debat di tengah ketidakpastian ekonomi global, dengan harapan mendongkrak pertumbuhan namun beresiko pada stabilitas rupiah.
Bank Indonesia memutuskan memotong suku bunga acuan ke 5,75% awal 2025 untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, meskipun terdapat potensi dampak pada daya tarik investasi dan rupiah.
Rupiah melemah menjadi Rp 16.325 per dolar AS setelah BI memangkas suku bunga menjadi 5,75% di Januari 2025, dipengaruhi oleh faktor lain seperti ekonomi AS dan Cina.
Bank Indonesia komitmen menjaga nilai tukar Rupiah dengan intervensi pasar dan optimalisasi SRBI, serta menahan BI-Rate di 6% untuk kendalikan inflasi agar tetap dalam target pemerintah.