PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengembangkan lahan basah buatan (constructed wetland) untuk menghilangkan bahan pencemar seperti logam berat dan mampu menetralkan air asam tambang.
Laba semester I PTBA anjlok sebesar 26,8% secara tahunan menjadi Rp 2,03 triliun. Penurunan ini terjadi di tengah lonjakan penjualan dan ekspor batu bara.
PTBA dan BRIN memulai pilot project hilirisasi batu bara menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik jenis lithium-ion (Li-ion) yakni artificial graphite dan anode sheet.
Berbagai langkah efisiensi operasi dan produksi dijalankan PTBA dalam rangka mempertahankan kinerja positif perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mendorong profitabilitas.
Emiten pertambangan batu bara BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membagikan dividen tunai dari tahun buku 2023 dengan nilai total Rp 4,58 triliun atau Rp 397,712 per lembar saham pada Jumat (7/6).
PTBA mengungkapkan bahwa tengah melakukan kajian bersama sejumlah investor terkait kelanjutan proyek gasifikasi batu bara menjadi DME yang saat ini mandek setelah hengkangnya Air Products.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menetapkan pembagikan dividen tunai Rp 4,57 triliun. Nilai dividen itu setara 75% laba bersih perusahaan sepanjang 2023 yang senilai Rp 6,1 triliun.
Tiga perusahaan pertambangan pelat merah bakal serempak melaksanakan rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST 2023 pada Rabu (8/5). TINS bakal absen membagikan dividen.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail mengatakan jika pihaknya tidak melanjutkan langkah akusisi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTS) Pelabuhan Ratu.