Pertamina New and Renewable Energy (NRE) pada bulan ini akan menandatangani sebuah perjanjian mengenai teknologi tangkap karbon (CCS) bersama perusahaan baja asal Asia yang beroperasi di Indonesia.
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan ExxonMobil akan mengembangkan hub teknologi tangkap karbon (CCS/CCUS) di wilayah kerja (WK) Offshore South East Sumatra (OSES).
Menteri ESDM Arifin Tasrif mendorong agar aturan turunan mengenai implementasi teknologi CCS dapat rampung dalam dua atau tiga bulan ke depan, atau pada Agustus 2024.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) memastikan pemerintahan Prabowo-Gibran akan melanjutkan kebijakan implementasi CCS di Indonesia.
Pertamina menandatangani dua kerja sama pengembangan CCS di Indonesia, yakni pertama dengan ExxonMobil, sedangkan yang kedua dengan ExxonMobil dan Korea National Oil Company (KNOC).
Menko Luhut bertemu Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong dan Deputi PM, Lawrence Wong, membahas kerja sama penyimpanan karbon di Singapura pada Selasa (22/4).
Kemenko Marves menargetkan appraisal drilling atau pengeboran penilaian untuk membangun infrastruktur Pembangunan dan Penangkapan Karbon atau CCS pada tahun ini.
Perusahaan penangkapan dan penyimpanan karbon, CarbonCapture yang berbasis di Los Angeles, mengatakan telah mengumpulkan investasi US$ 80 juta, termasuk dari Saudi Aramco.