Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, emisi gas rumah kaca per kapita Indonesia pada 2022 sebesar 2,6 ton CO2e, nomor tiga setelah India dan Brasil.
Pertemuan tersebut menyerukan emisi karbon 5% lebih rendah melalui penggunaan energi yang lebih bersih seperti bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF) pada tahun 2030.
CEO Telkom Ririek Adriansyah menyatakan Telkom dituntut untuk mengimplementasikan ESG oleh pelanggan, khususnya pengguna data center hingga pemegang saham asing.
Harga karbon di atas $25 per ton juga dapat membantu mempercepat rencana yang didukung ADB untuk melakukan pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara di Indonesia.
Emisi gas rumah kaca akan turun menjadi 2% di bawah level 2019 pada tahun 2030. Hal ini mengindikasikan bahwa dunia akan mengalami puncak emisi pada dekade ini.
Uni Eropa juga berencana untuk memberikan komitmen pendanaan pada COP28 untuk membantu negara-negara memenuhi janji mereka untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukan global pada 2030.
Kualitas udara di India memburuk setiap tahun menjelang musim dingin, ketika udara dingin memerangkap polutan dari kendaraan, industri, debu konstruksi dan pembakaran limbah pertanian.