Harga minyak dunia naik 1% pada Rabu (6/3). Ini karena kenaikan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat lebih kecil dari perkiraan, dan pernyataan bank sentral The Fed.
Rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) ditetapkan naik menjadi US$80,09 per barel pada Februari imbas ketegangan di Timur Tengah.
Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan bahwa kebijakan pengurangan pasokan oleh OPEC+ bertujuan untuk mencapai stabilitas harga minyak, bukan kenaikan harga setinggi-tingginya.
Kebijakan OPEC+ memperpanjang pengurangan pasokan secara sukarela hingga kuartal II 2024 dinilai tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan harga minyak.
Menteri ESDM Arifin Tasrif meminta agar masyarakat melakukan penghematan pemakaian energi seiring semakin ketatnya pasokan minyak dunia dengan harga yang terus merangkak naik.
Keputusan Pertamina tidak menyesuaikan harga BBM untuk Februari dan Maret meski SPBU swasta menaikkan harga dinilai belum membebani keuangannya secara signifikan.
The Fed diperkirakan akan menunda penurunan suku bunga karena masih tingginya inflasi di AS. Hal ini memicu turunnya harga minyak hingga lebih dari 1%.
OPEC tengah mempertimbangkan untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak hingga Juni, tak menutup kemungkinan higga akhir 2024, seiring harga minyak yang belum sesuai harapan kelompok ini.
Keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM, baik BBM subsidi maupun nonsubsidi, serta tarif listrik dalam waktu dekat dinilai tepat untuk menjaga daya beli masyarakat dan menjaga inflasi.
Harga minyak tahun ini diperkirakan di kisaran US$ 87-88 per barel oleh dua bank investasi besar dunia, Goldman Sachs dan Deutsche Bank. Simak apa saja sentimen pendorongnya.