Upaya mendorong investasi dalam pengembangan hidrogen hijau dimaksudkan untuk mencegah krisis energi di sektor industri, sekaligus mendukung pengurangan karbon dioksida.
PT Pertamina (Persero) meminta pemerintah untuk lebih mengembangkan pasar untuk bahan bakar hidrogen, salah satunya dengan meningkatkan produksi kendaraan berbahan bakar bebas emisi ini.
Beberapa produsen truk terbesar di dunia, termasuk Volvo dan MAN, tengah mengerjakan ulang mesin pembakaran mereka sehingga bisa beroperasi dengan bahan bakar hidrogen.
PLN Indonesia Power berencana untuk memperluas pemanfaatan hidrogen sebagai sumber energi pembangkit listrik dengan total kapasitas mencapai 41 Gigawatt.
Kementerian ESDM menyiapkan regulasi mengenai insentif dan keringanan pajak yang dibutuhkan para pengembang untuk mempercepat pengembangan hidrogen hijau di Tanah Air.
Industri baja merupakan tulang punggung perekonomian dengan proyeksi emisi karbon sebesar 24,9 juta ton pada 2030. Perlu peta jalan dekarbonisasi industri baja nasional untuk transisi ke green steel.
Pemerintah telah menyiapkan skenario adopsi hidrogen sebagai sumber energi di Indonesia pada 2025, dimulai di sektor manufaktur, terutama semen, besi/baja, dan kimia, serta jargas.
Rata-rata harga hidrogen untuk transportasi mencapai Rp 6.940 per km, kalah jauh dari Pertamax Turbo Rp 1.440 per km atau kendaraan listrik baterai atau BEV Rp 751 per km.