Impor migas pada bulan Maret naik hingga lebih dari 25% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi senilai Rp 44,8 triliun. Salah satu pendorong peningkatan nilai impor yaitu masih tingginya harga minyak.
Pemerintah telah mengunci komitmen para produsen minyak seperti Arab Saudi dan Nigeria untuk impor minyak mentah dan BBM seiring perang yang mendisrupsi pasar energi dunia.
Indonesia adalah negara net importir minyak karena produksi dalam negeri tak mencukupi untuk konsumsi, termasuk untuk BBM yang konsumsinya terus meningkat.
Beberapa negara anggota Uni Eropa masih khawatir pembatasan harga LNG dapat merusak keamanan energi Eropa. Sebab, batas harga akan mengakibatkan kargo dialihkan ke pasar dengan harga lebih tinggi.
Pemerintah menargetkan penghentian impor BBM pada 2027 dengan mengandalkan bahan bakar nabati biodiesel dan pemakaian kendaraan listrik berbasis baterai.
Kontrak impor minyak mentah Pertamina dengan perusahaan migas pelat merah Nigeria, Nigerian National Petroleum Corporation (NNPC) akan meningkatkan efisiensi pengadaan minyak.
Mantan direktur utama Pertamina, Ari Sumarno, pesimis RI bisa menyetop impor BBM dan LPG sebab konsumsinya mulai naik seiring pemulihan ekonomi dari pandemi covid-19.