Kilau Kota Tua yang dikelilingi Benteng Batavia meredup pada abad ke-18. Gubernur Jenderal HW Daendels berupaya mengubahnya dengan cara memindahkan pusat kota.
Sejarawan berpendapat sebenarnya tidak mungkin menentukan di mana lokasi persis titik nol Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan. Awal pembangunannya terjadi di berbagai tempat sekaligus.
Sastrawan Pramoedya Ananta Toer menyebut Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan alias Jalur Daendels merupakan hamparan kuburan pekerja yang tewas di sepanjang jalan tersebut.