Kebanyakan para pemilik dana tidak begitu kritis atas risiko investasi, mereka hanya memikirkan keuntungan. Hal ini yang terjadi pada nasabah asuransi Jiwasraya.
Pendapatan premi Jiwasraya akhir tahun lalu anjlok 71,51% dari Rp 10,48 triliun pada 2018 menjadi Rp 2,98 triliun, tetapi beban klaim dan manfaat menurun.
Ekonom menilai kategorisasi polis dibutuhkan agar Jiwasraya mendahulukan restrukturisasi dan pembayaran polis nasabah yang paling membutuhkan dana segar.
Seluruh polis Jiwasraya baik tradisional maupun JS Saving Plan akan direstrukturisasi dengan produk baru yang imbal hasilnya lebih rendah dari sebelumnya.