Alat Residual Fluid Catlytic Cracking (RFCC) akan mengolah residu menjadi produk bernilai tinggi di Kilang Balikpapan dan meningkatkan margin keuntungan kilang.
Proyek pengembangan kilang pertamina merupakan upaya meningkatkan kapasitas kilang dari 260 ribu barel menjadi 260 ribu barel menjadi 360 ribu barel per hari
Sampai akhir 2021, proyek kilang Balikpapan sudah menelan biaya Rp 27,93 triliun. Komponen luar negerinya senilai Rp 19,52 triliun dan dari dalam negeri Rp 8,4 triliun.
Pertamina menjalin kerja sama project financing dengan Himbara untuk mendanai proyek Kilang Balikpapan yang bernilai US$ 7 miliar atau hampir Rp 100 triliun.
Proses pendanaan untuk pengembangan kilang Balikpapan masih berlanjut hingga kini. Pertamina akan menggandeng beberapa pihak untuk mendanai proyek ini.
Pertamina tak kunjung selesai mengerjakan pembangunan kilang. Nilai keekonomian proyek yang pemerintah tawarkan kepada investor cenderung tidak menguntungkan.
PT Kilang Pertamina Balikpapan berhasil memasang reaktor alkilasi pada proyek Kilang Balikpapan. Reaktor ini memproduksi alkylate, salah satu bahan untuk memproduksi bensin.