Israel mengatakan akan menargetkan infrastruktur minyak Iran dalam serangan balik tersebut. Rencana tersebut memicu kenaikan harga minyak mentah berjangka.
Harga minyak bangkit lebih dari 3% pada Rabu (7/8), seiring jatuhnya persediaan minyak mentah AS. Meski begitu pasar tetap mewaspadai kondisi di TImur Tengah.
Harga minyak naik lebih dari 1,6% dipicu oleh kekhawatiran eskalasi konflik Timur Tengah, mengalahkan risiko resesi di AS yang berpotensi menekan permintaan energi.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei memerintahkan negaranya menyerang Israel secara langsung untuk membalas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Harga minyak melonjak hingga 3,6% seiring meningkatnya tensi konflik Timur Tengah setelah Israel membunuh pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. PBB khawatir akan terjadi perang total di kawasan itu.
Pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel berpotensi memciu ketegangan yang lebih luas di Timur Tengah. Harga minyak naik hingga 2% dengan Brent kembali ke level US$ 80 per barel.
Pasar nampaknya tidak terpengaruh sentimen memanasnya konflik di Timur Tengah antara Israel dan milisi Hizbullah. Harga minyak WTI turun 1,75% sedangkan Brent turun 1,66%.
Kementerian Luar Negeri menyatakan Indonesia mengecam keras serangan militer yang dilakukan pasukan Israel terhadap Kota Rafah di Jalur Gaza. Indonesia menuntut PBB bersikap tegas hentikan kekerasan.
ESDM menilai konflik Timur Tengah berdampak pada ketahanan energi global yang menyebabkan gangguan pada pasokan, permintaan, dan harga minyak. Sehingga fokusnya adalah menjaga pasokan BBM nasional.
Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Senin (23/4) setelah saham-saham teknologi membalikkan tren negatif dan meredanya ketegangan di Timur Tengah mereda.