Partikel mikroplastik bisa berasal dari berbagai sumber di darat, seperti gesekan ban mobil, pelapukan sampah plastik kering dan terbawa angin, hingga serat pakaian berbahan sintetis.
Kebijakan ini merupakan respons DLH DKI Jakarta terhadap hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menemukan kandungan mikroplastik dalam air hujan di wilayah Ibu Kota.
BRIN bekerja sama dengan Institute of Oceanology-Academy of Sciences (IOCAS) dari Tiongkok untuk ekspedisi penelitian mikroplastik di lautan Indonesia.
Laporan terbaru The Lancet yang rilis 3 Agustus lalu, menunjukkan bahwa krisis plastik dunia menyebabkan penyakit dan kematian bagi bayi hingga lanjut usia.
Belum adanya standar yang mengikat membuat ESG belum sepenuhnya menjelma sebagai alat akuntabilitas atau pendorong transformasi berkelanjutan di Indonesia.
Penggunaan plastik dalam rantai pasok pangan dapat meningkatkan efisiensi karena menjaga kualitas produk pangan. Namun, di sisi lain menimbulkan persoalan sampah plastik.