Penguatan rupiah didukung oleh bauran kebijakan moneter Bank Indonesia. Kemudian didukung aliran masuk modal asing dan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.
Sejumlah ekonom memprediksi Bank Indonesia (BI) akan kembali menahan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6,25% pada Juli 2024. Karena BI cenderung mengikuti arah suku bunga The Fed.
Bank Indonesia masih berpeluang menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate pada tahun ini. Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi, laju inflasi, nilai tukar rupiah hingga arah suku bunga The Fed.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui pelemahan rupiah terjadi karena pasar kecewa terhadap suku bunga The Fed belum turun sesuai proyeksi yang diharapkan.
BI terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter termasuk peningkatan intervensi di pasar valas serta penguatan strategi operasi moneter pro-market untuk memperkuat nilai tukar rupiah.
Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI-Rate pada level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 19-20 Juni 2024.
BPK menemukan 3 masalah dalam laporan keuangan tahunan BI mulai dari penentuan harga acuan nilai wajar SBN, Layanan BI Fast dan manajemen keberlangsungan tugas BI.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut tren inflasi di Indonesia cenderung turun dan terkendali dalam 10 tahun terakhir dan termasuk salah satu yang terendah di dunia saat ini.