Kenaikan inflasi bulanan dari 0,08% di Oktober 2024 menjadi 0,30% di November 2024 didorong harga emas domestik, terutama akibat pelemahan rupiah dan ekspektasi kebijakan Trump.
Nilai tukar rupiah menunjukkan tren penurunan akibat kebijakan suku bunga The Fed, terpilihnya Donald Trump sebagai Pilpres AS dan konflik Ukraina-Rusia.
Bank Indonesia komitmen menjaga nilai tukar Rupiah dengan intervensi pasar dan optimalisasi SRBI, serta menahan BI-Rate di 6% untuk kendalikan inflasi agar tetap dalam target pemerintah.
Tren penguatan dolar AS masih berlanjut karena pasar masih mengantisipasi kemungkinan kebijakan perang dagang atau kenaikan tarif perdagangan AS di pemerintahan Trump.
Analis memprediksi rupiah masih akan melemah terhadap dolar AS hari ini, disebabkan oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS dan indikator ekonomi yang stabil.
“Kemungkinan hari ini rupiah terdepresiasi ke level Rp 15.370 per dolar AS hingga Rp 15.570 per dolar AS,” kata Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hanya merespons singkat terkait kondisi rupiah dan demonstrasi besar di sejumlah kota yang sejak pagi berlangsung.