Dalam laporan berjudul 'Scaling Up to Phase Down', Bank Dunia memaparkan beberapa tantangan yang harus dihadapi negara berpendapatan menengah, serta biaya yang dibutuhkan untuk transisi energi.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan bocoran besar subsidi mobil listrik untuk Wuling Air EV berkisar antara Rp 25 hingga Rp 35 juta.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Indonesia dapat menjadi raja energi hijau karena Indonesia memiliki potensi energi baru dan energi terbarukan yang sangat besar.
Laporan BloombergNEF menyebutkan Indonesia membutuhkan investasi US$ 1,5-3,5 triliun atau Rp 23,2-54,2 kuadriliun untuk mencapai target net zero emission melalui dua skenario.
Tiga perusahaan ditunjuk untuk menjadi promotor transisi energi dalam mengembangkan proyek-proyek pembangkit energi baru terbarukan (EBT), yakni PLN, Pertamina, dan Star Energy Geothermal.
Indonesia mengajukan pendanaan sekitar Rp 62,14 triliun untuk mempercepat penghentian PLTU. Sebagai bagian proposal transisi energi tersebut, pemerintah mengajukan penutupan PLTU Suralaya dan Paiton.
Banyak kendala yang dihadapi pengusaha untuk melakukan transisi energi, terutama dari sisi regulasi yang dinilai menjadi penghambat untuk menggunakan energi baru terbarukan (EBT).
Pertamina berencana memproduksi hingga 100 kg per hari hidrogen hijau untuk memasok pabrik polypropylene miliknya di Plaju, dan mensuplai kebutuhan industri petrokimia lokal.
Pemakaian gas sebagai jembatan transisi energi dinilai hanya melanggengkan pemakaian sumber energi fosil. Sama halnya dengan teknologi batu bara bersih.
Presiden Jokowi menyatakan, Indonesia membutuhkan investasi sekitar US$25 miliar hingga US$30 miliar untuk memuluskan upaya transisi energi selama delapan tahun ke depan.
Medco dan PTPS bekerja sama dalam kajian terkait pengembangan energi terbarukan dan berbasis gas di Sulawesi Tengah. Langkah ini diklaim dapat mendongkrak pendapatan daerah.