Sinyal merapatnya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat ke partai koalisi pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin menuai polemik. Kedua partai anggota Koalisi Adil Makmur di kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini disebut-sebut berpotensi memperkuat dukungan untuk Jokowi di Parlemen lima tahun ke depan.

Rangkaian kejadian ini bermula dari kedatangan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan ke Istana Merdeka yang diikuti pertemuannya dengan Jokowi pada 24 April lalu. Pertemuan tersebut sebenarnya terjadi usai Jokowi melantik Murad Ismail-Barnabas Orno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku.

Kebetulan, PAN menjadi salah satu partai politik yang mendukung Murad dan Barnabas. Namun, Zulkifli dalam cuitannya mengaku hadir sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Meski tidak secara eksplisit menyebut makna kedatangannya, Zulkifli menegaskan pentingnya menjaga persaudaraan di antara anak bangsa. 
"Merah-putih kita tetap sama,” ujar Zulkifli melalui akun twitter @ZUL_hasan beberapa hari lalu.

Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan juga memastikan partai berlambang matahari tersebut membuka kemungkinan merapat ke kubu Jokowi-Ma’ruf Amin. Namun, hal ini harus dibicarakan terlebih dahulu secara internal partai. Kalau pun nanti ada suara kontra dengan kemungkinan pergantian kubu, ia menganggap hal itu wajar saja terjadi. "Nanti kami lakukan pembicaraan,” ujar Bara.

Advertisement

(Baca: PAN Berpeluang Besar Menyeberang ke Kubu Jokowi)

Berselang beberapa hari kemudian, giliran Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang muncul di Istana Merdeka untuk memenuhi undangan Jokowi. Keduanya menghabiskan 25 menit untuk saling bertukar pikiran sebelum Agus memberikan keterangan kepada awak media.

Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengatakan, pertemuan dengan Jokowi membahas kondisi pasca-Pemilu 2019. "Tentunya kami harus terus melakukan tukar pikiran dan saling memberikan masukan yang baik dan positif," kata AHY.

Belum selesai publik memperkirakan berbagai kemungkinan, kali ini Andi Arief menuding adanya elemen 'setan gundul' yang tidak rasional yang mendominasi koalisi pengusung Prabowo. Padahal, di dalam Koalisi Adil Makmur terdapat sejumlah parpol, seperti Gerindra, Demokrat, PAN, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), hingga Partai Berkarya.

Andi bahkan mengancam Demokrat akan memilih jalan sendiri apabila Prabowo terus-menerus disetir kelompok 'setan gundul' tersebut. "Partai Demokrat akan memilih jalan yang tidak mengkhianati rakyat," cuit Andi melalui akun Twitter @AndiArief_.

(Baca: Bertemu Jokowi, AHY: Kami Satu Semangat untuk Indonesia Makin Baik)

AHY bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Kamis (2/5).
AHY bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Kamis (2/5). (Katadata/Michael Reily)

Sinyal merapatnya kedua parpol tersebut tidak serta-merta disambut hangat oleh anggota Koalisi Indonesia Kerja.  Politisi PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan, bergabungnya kedua partai ini jelas harus dibicarakan lagi dengan seluruh anggota koalisi.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement