Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pesan melalui rekaman video saat berbuka puasa bersama awak media. Isi pesannya memunculkan pertanyaan, apakah Partai Demokrat semakin berjarak dengan Gerindra dan Koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno? Apalagi, belakangan ini santer diberitakan Koalisi Adil Makmur mulai retak. 

Pesan Presiden Keenam RI itu adalah menerima hasil Pemilihan Umum (Pemilu 2019) dengan legowo. Padahal, suara Partai Demokrat yang dipimpinnya turun dari 10,1 persen dari Pemilu 2014 menjadi hanya 7,7 persen. Bukan hanya itu, Ketua Umum Demokrat itu sempat menceritakan kekalahannya dari Hamzah Haz dalam usahanya mendampingi Megawati Soekarnoputri pada 2001 lalu.

Pernyataan ini jelas berbeda dengan Prabowo Subianto yang terus menerus menyatakan kecurangan Pemilu. Hal ini sempat membawa politik dalam negeri memanas hingga terjadi demonstrasi di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang berakhir rusuh hingga memakan korban jiwa.

"Secara ksatria kami menerima hasil Pemilu ini," kata SBY. Bukan hanya itu, dia menyinggung hubungannya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati yang berjalan baik hingga hari ini.

(Baca: Potensi Merapatnya Dua Partai dan Hitungan Kekuatan Kubu Jokowi di DPR)

Pendukung Partai Demokrat menganggap pernyataan SBY ditujukan agar semua pihak yang berseteru dapat bersatu kembali. Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Demokrat Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menjelaskan arahan sang ketum ditujukan agar semua masalah diselesaikan dengan cara yang konstitusional. "Bukan dengan cara pengerahan massa," kata Ferdinand kepada Katadata.co.id, Selasa (28/5).

Menjalin hubungan juga mulai dilakukan Demokrat dengan pemerintah. Putra sulung SBY, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)  sempat bertemu Jokowi dua kali pada awal dan pertengahan Mei ini. Meski tidak menyebut posisi di koalisi, pertemuan mereka juga menyinggung kondisi pasca-Pemilu 17 April 2019. AHY meminta masyarakat untuk bersikap dewasa dalam pesta demokrasi. 

"Sikap terbaik bagi kami adalah menunggu sampai penghitungan terakhir yang nanti akan diumumkan secara resmi oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum)," katanya.

Hasil Pemilu Demokrat dan PAN Sejak 2004

PemiluDemokratPAN
20047,45%6,44%
200920,85%6,01%
201410,19%7,59%
20197,77%6,84%

AHY juga sempat menggelar pertemuan dengan beberapa kepala daerah yang nyata-nyata mendukung Jokowi-Ma'ruf di Bogor tanggal 15 Mei lalu. Beberapa di antaranya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Walikota Tangerang Selatan Airin Rahmi Diany, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Hadir pula putri Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yakni Yenny Wahid dalam pertemuan tersebut. 

Adapun partai pendukung 02 hanya tuan rumah Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto yang merupakan kader PAN dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah yang kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Bima yang menginisiasi pertemuan ini juga tak bisa disebut mendukung Prabowo mengingat yang bersangkutan berkomitmen dukung presiden petahana melanjutkan pemerintahannya.

Pertemuan ini sempat dikritisi Andre Rosiade. Wakil Sekretaris Jenderal Gerinda itu menganggap AHY bergerak zigzag dan bermanuver bersama pendukung Jokowi saat penghitungan pemilu saat itu belum selesai. "Sebagai politisi muda, saya tidak bisa menerima ada pertemuan dengan kepala daerah lalu diasumsikan ingin mendukung perdamaian," kata Andre.

Polemik ini sempat mencapai titik didihnya saat Wakil Ketua Umum Gerindra Arif Poyuono mengusir Demokrat dan PAN. Namun calon Wakil Presiden 02 Sandiaga Uno buru-buru mengklarifikasi bahwa kedua partai itu masih menjadi bagian dari Koalisi Adil Makmur. "Koalisi kami masih solid," kata Sandiaga.

(Baca: Sandiaga Sayangkan Arief Poyuono Usir Demokrat dari Koalisi)

Selang beberapa hari kemudian giliran Ferdinand Hutahaean yang menyatakan keluar dari koalisi. Dia tidak terima dengan cemoohan para pendukung Prabowo-Sandiaga terhadap Ani Yudhoyono yang sedang menderita kanker darah. Padahal, Ferdinand merupakan anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga yang cukup aktif termasuk menepis isu-isu miring yang menerpa Prabowo-Sandi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement