Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meminta bank segera memangkas suku bunga kredit. Sepanjang tahun ini bank sentral telah menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate sebanyak empat kali. Totalnya mencapai 100 basis poin menjadi 5%.

Tak hanya itu, BI juga telah memangkas giro wajib minimum atau GWM sebesar 1%. Untuk bank umum menjadi 5,5% dan bank syariah 4%. Seluruh langkah ini akan membuat likuiditas perbankan bertambah Rp 26 triliun sehingga penyaluran kredit lebih mudah.

"BI sudah sangat akomodatif, tapi penurunan suku bunga kredit masih terbatas. Kami berharap perbankan cepat menurunkan suku bunga dan mendorong kredit," kata Perry saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019 di Jakarta, Kamis (28/11).

Ia melihat suku bunga simpanan sudah mulai turun. Namun, suku bunga kredit masih sangat terbatas. Di sisi lain, pertumbuhan kredit pun masih lambat akibat lemahnya permintaan. BI memperkirakan pertumbuhan kredit hingga akhir tahun hanya mencapai 8%. Angka ini jauh di bawah proyeksi sebelumnya di 10%-12%.

(Baca: Pangkas Bunga Acuan dan GWM, BI Tagih Bank Turunkan Bunga Kredit)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya juga meminta perbankan menurunkan suku bunga kredit. “Saya mengajak (perbankan) untuk memikirkan serius menurunkan suku bunga kredit,” katanya pada 6 November lalu.

Ia mendorong industri itu untuk melakukan edukasi keuangan ke pelosok Tanah Air. Selain meningkatkan literasi keuangan, hal ini dapat meningkatkan likuiditas dan penyaluran kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah.

Sektor UMKM, menurut Jokowi, harus menjadi prioritas industri perbankan. Tujuannya, agar kesenjangan dan pertumbuhan ekonomi semakin baik. Pengusaha yang sebelumnya hanya berdagang di tingkat regional dapat berkembang ke nasional. Lalu, pengusaha nasional dapat didorong menjadi pemain global.

Terlihat dari Databoks berikut ini, di saat BI sudah menurunkan suku bunga acuan 100 basis poin, suku bunga kredit investasi hanya turun 13 basis poin menjadi 10,11%. Suku bunga kredit untuk modal kerja turun 10 basis poin ke 10,29% dan konsumsi malah empat basis poin ke 11,53%.

Mengacu pada Survei Perbankan Triwulan III-2019 BI, suku bunga kredit konsumsi memang cenderung tidak banyak perubahan. Malah, di sektor kartu kredit naik. Pada kuartal pertama tahun ini rata-rata suku bunganya di 24,99%. Dua kuartal berikutnya masing-masing menjadi 23,62% dan 25,42%.

Untuk suku bunga kredit kendaraan bermotor perubahannya tidak terlalu banyak. Pada tiga kuartal tahun ini angkanya masing-masing di 12,39%, 12,07%, dan 12,42%. Begitu pula dengan suku bunga kredit perumahan, masing-masing angkanya di 11,5%, 11,22%, dan 11,43%.

(Baca: Hadapi Gejolak Global, BI Minta Pemerintah Gelontorkan Stimulus Fiskal)

PRESIDEN HADIRI PERTEMUAN TAHUNAN BI
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meminta bank segera memangkas suku bunga kredit. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Penurunan Suku Bunga Kredit Butuh Waktu

Beberapa bank telah mengakui arahan orang nomor satu di Indonesia itu tidak bisa serta-merta dilaksanakan. Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso mengatakan penurunan suku bunga kredit harus mengikuti kondisi pasar.

Apalagi, bank biasanya memberikan pinjaman tenor tidak sebentar. “Artinya masih butuh waktu. Tidak usah dipaksa seperti itu, nanti market akan menentukan,” katanya beberapa waktu lalu.

Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan juga mengatakan hal serupa. Penurunan suku bunga dapat terjadi jika pasar pun bergerak serupa. Bank berpita emas itu sudah menurunkan suku bunga kredit korporasi, kredit pemilikan rumah, dan trade finance. “Bunga kredit di KPR dan korporasi sudah rendah. Sejalan dengan cost of fund yang juga turun,” kata Panji.

(Baca: BI: Penurunan GWM Tambah Likuiditas Bank Rp 26 Triliun)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria, Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami