Harga Bahan Baku Naik 20%, Pengusaha Makanan Akan Naikkan Harga Jual

Andi M. Arief
25 Maret 2022, 14:26
Warga berbelanja makanan dan minuman di salah satu minimarket Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/12/2020).
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.
Warga berbelanja makanan dan minuman di salah satu minimarket Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/12/2020).

Pengusaha makanan dan minuman di Indonesia memperkirakan perang Rusia Ukraina menyebabkan harga bahan baku industri makanan dan minuman di dalam negeri melonjak hingga 20%. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Adhi S Lukman, mengatakan industri dalam negeri kemungkinan menaikkan harga jualnya ke masyarakat setelah lebaran.

Sebelumnya pengusaha telah menaikkan harga jual produknya pada akhir 2021 maupun awal 2022. Keputusan tersebut dilakukan setelah harga bahan baku mengalami kenaikan selama pandemi Covid-19.

Adhi mengatakan, pengusahan makanan dan minuman masih menahan untuk menaikkan harga meski kenaikan bahan baku sudah dirasakan sejak meletusnya perang. Pengusaha mempertimbangkan daya beli masyarakat rendah, sekaligus menimbang strategi penjualan selama Ramadan 2022. 

Konsekwensinya, margin perusahaan makanan dan minuman terus tergerus. "Sekarang ini (margin pabrikan mamin) tergerus. (Artinya) keuntungan perusahaan akan berkurang. Ini yang menjadi sangat (meresahkan)," kata Adhi. 

Adhi menjelaskan industri mamin harus berdiskusi dengan beberapa pihak untuk menaikkan harga, seperti pengusaha ritel dan distributor. Selain itu, industri juga harus melihat kondisi daya beli masyarakat. 

Dia mengatakan, pelaku industri akan mengkaji ulang semua masukan dan melihat kondisi proses produksinya masing-masing. Namun, industri masih berpotensi menaikkan harga jualnya ke masyarakat setelah Lebaran 2022. 

"Kalau ini (harga komoditas) terus menerus meningkat, kemungkinan setelah lebaran, mau tidak mau, harus ada kenaikan (harga jual ke masyarakat) lagi, walaupun ada potensi penurunan pembelian" kata Adhi. 

Di sisi lain, Adhi mengatakan pihaknya telah mengantisipasi kebijakan pembatasan mobilitas saat Ramadan 2022. Selain itu, perusahaan anggota Gapmmi juga telah mengantisipasi potensi minimnya pasokan di pasar akibat lonjakan permintaan. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...