Efek Pandemi, Ekspor Industri Hasil Hutan Cetak Rekor di 2021
Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) menyatakan ekspor industri kehutanan nasional telah mencapai rekor baru, yaitu sebesar US$ 13,5 atau Rp 193,8 triliun pada 2021 (kurs Rp 14.358/US$). Angka tersebut merupakan total ekspor industri hulu sampai hilir di sektor kehutanan.
Ketua Umum APHI Indroyono Soesilo mengatakan salah satu pendorong pertumbuhan tersebut adalah perubahan perilaku akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, pandemi membuat orang lebih banyak tinggal di rumah untuk berkegiatan sehari-hari.
"Semua orang merehabilitasi rumah, membeli furnitur baru, sehingga tren ini meningkat" kata Indroyono dalam Indonesia Data and Economic Conference 2022 yang diadakan Katadata, Kamis (7/4).
Berdasarkan data Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI), produksi kayu dari hutan tanaman pada 2021 mencapai 46,43 juta meter kubik atau naik 1,2% secara tahunan. Adapun produksi kayu dari hutan alam naik 14,4% secara tahunan menjadi 6,013 juta meter kubik.
Dari hasil produksi tersebut, performa ekspor sektor kehutanan naik 30,7% secara tahunan pada tahun lalu dari US$ 11,07 miliar menjadi US$ 14,48 miliar. Pertumbuhan tertinggi dialami industri serpih kayu yang naik 90,8% dari US$ 50,45 juta menjadi US$ 96,24 juta.
Kontributor terbesar dalam ekspor sektor kehutanan adalah industri panel kayu, yakni senilai US$ 3,97 miliar atau naik 83% secara tahunan. Capaian itu diikuti oleh industri kertas dan pulp dengan masing-masing nilai ekspor mencapai US$ 3,72 miliar dan US$ 3,19 miliar.
Realisasi ekspor furnitur kayu berada di posisi US$ 2,1 miliar atau naik 36,7% secara tahunan. Adapun Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mendata total ekspor mebel pada Januari-November 2021 telah mencapai US$ 2,28 miliar atau naik 34,33%. Secara rinci, ekspor furnitur kayu senilai US$ 1,29 miliar atau naik 31,02%.
"Kami proyeksikan 2022 tumbuh 16%, meskipun realisasi 2021 jauh lebih tinggi pertumbuhannya. Kami konservatif karena masih banyak hambatan," kata Presidium HIMKI Abdul Sobur kepada Katadata, Jumat (14/1).
Dengan demikian, laju pertumbuhan nilai ekspor industri mebel dan kerajinan dianggap akan kembali sesuai proyeksi atau menjadi US$ 3,99 miliar pada 2022. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan awal nilai ekspor 2022 senilai US$ 3,69 miliar.