Alasan Elon Musk Berminat Investasi Baterai Listrik di Indonesia

Andi M. Arief
27 April 2022, 14:15
Tangkapan layar akun Instagram Anindya Bakrie @anindyabakrie saat delegasi Indonesia yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi Gigafactory Tesla dan bertemu dengan Elon Musk.
Instagram @anindyabakrie
Tangkapan layar akun Instagram Anindya Bakrie @anindyabakrie saat delegasi Indonesia yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi Gigafactory Tesla dan bertemu dengan Elon Musk.

CEO Tesla, Elon Musk, membicarakan rencana investasi baterai mobil listrik di Indonesia saat menemui Menteri  Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, optimistis bahwa rencana investasi tersebut akan terealisasi karena saat ini Indonesia telah memiliki  sumber bahan baku dan ekosistem baterai kendaraan listrik.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya telah berhasil menggaet investor ke industri baterai listrik Indonesia. Investor tersebut diantaranya LG Energy Solution, Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL), Volkswagen (VW), dan Badische Anilin und Soda Fabrik (BASF).   Jika Tesla berinvestasi di Indonesia, maka dia bisa memasok sendiri kebutuhan baterai kendaraan listriknya.

"Kalau Tesla enggak masuk, (kebutuhan baterai kendaran listrik di) Amerika Serikat akan disuplai dari Eropa dan UK. Jadi, secara geo-ekonomi, Tesla melihat ini sesuatu yang menarik untuk dikembangkan," kata Bahlil dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/4). 

Bahlil mencatat mayoritas bahan baku untuk membuat baterai kendaraan listrik ada di dalam negeri. Bahan baku itu diantaranya nikel, kobalt, dan mangan. Sementara bahan baku yang tidak dimiliki Indonesia adalah lithium.

"Itu (lithium) akan beli dari Australia atau negara lain yang harganya lebih kompetitif dan pasokannya lebih pasti," kata Bahlil. 

Dia menilai Indonesia menjadi tempat yang tepat untuk membangun ekosistem baterai kendaraan listrik. Indonesia memiliki 25% dari total cadangan nikel dunia. Selain itu, efisiensi logistik industri nikel di Indonesia lebih tinggi dari industri nikel di negeri jiran. 

Penawaran investasi baterai ini merupakan kedua kalinya bagi Tesla. Sebelumnya, Tesla telah berencana untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia. Namun, rencana investasi tersebut gagal direalisasikan.

"Saya pikir ini persoalan strategi saja. Mungkin mereka minta lebih, tapi Pak Luhut tidak mau (saat itu). Saya pun begitu (saat bernegosiasi dengan LG, CATL, dan lainnya), cuma saya tidak mau umumkan," kata Bahlil. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...