Setelah Jatim dan Aceh, Wabah PMK Meluas ke Lombok Tengah
Ratusan ternak sapi di wilayah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) positif terserang virus penyakit mulut dan kuku (PMK). Wabah PMK itu sebelumnya telah menyerang hewan ternak di enam Kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Aceh dan Jawa Timur.
"Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah telah menerima hasil sampel yang dikirim ke Laboratorium di Denpasar. Hasilnya positif PMK," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Taufikurahman di Praya, Kamis (12/5).
Penyebaran wabah PMK meluas di Kecamatan Praya Tengah sebanyak 63 ekor, dan Kecamatan Jonggat sebanyak 150 ekor.
"Gejala yang dialami itu hampir sama, secara populasi ternak sapi itu suspek PMK," katanya.
Lalu mengatakan, pihaknya bergerak cepat dengan melakukan pengobatan dan penyemprotan disinfektan guna mencegah penyebaran virus PMK ke hewan lainnya. "Sapi yang terkena PMK kita isolasi secara kelompok," katanya.
Selain itu, pemerintah daerah juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan adanya wabah penyakit ternak yang mulai menyerang puluhan sapi di Lombok Tengah. Sehingga ,penyebaran virus PMK itu tidak meluas ke kecamatan lainnya.
"Kita juga akan memperketat akses keluar masuk ternak sapi di Lombok Tengah untuk mencegah penyebaran virus PMK tersebut," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) resmi menetapkan Daerah Istimewa Aceh dan Jawa Timur sebagai provinsi terdampak wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Secara rinci, ada enam kabupaten yang menjadi perhatian khusus pemerintah dalam mengendalikan wabah PMK, yakni Aceh Tamiang, Aceh Timur, Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan pihaknya telah melakukan intervensi penyebaran wabah PMK di dua provinsi itu. Wabah PMK memiliki tingkat penularan yang tinggi karena bisa menyebar lewat udara (airborne).
"Daerah-daerah ini menjadi sepenuhnya dalam kendali agar tidak terjadi mutasi-mutasi yang berlebihan. Pengendalian langsung oleh tenaga-tenaga Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan," kata Syahrul dalam konferensi pers virtual, Rabu (11/5).
Syahrul mengatakan, Kementan menyiapkan tiga langkah pengendalian PMK di kedua provinsi tersebut, yakni langkah darurat, langkah sementara, dan langkah pemulihan. Dalam pengendalian darurat, ada dua langkah yang penting, yakni penguatan imun hewan ternak di kedua provinsi dan vaksinasi hewan ternak.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), produksi daging sapi di Indonesia sebesar 437.783,23 ton pada 2021. Jumlah itu turun 3,44% dibandingkan pada 2020 yang sebesar 453.418,44 ton.