Malaysia Ajak Tesla Investasi Mobil Listrik, Mau Saingi Indonesia?

Image title
13 Mei 2022, 13:19
Mobil Tesla Model-3 buatan China terlihat dalam acara pengiriman di pabriknya di Shanghai, China, Selasa (7/1/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Mobil Tesla Model-3 buatan China terlihat dalam acara pengiriman di pabriknya di Shanghai, China, Selasa (7/1/2020).

Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, mengundang investor dan pengusaha Amerika Serikat (AS) untuk mempromosikan negaranya sebagai pilihan utama investasi saat kunjungannya ke Washington, AS, Rabu (13/5). Dia juga telah mengajak produsen mobil listrik, Tesla, untuk berinvestasi di Malaysia.

“Saya telah menyarankan Tesla untuk berinvestasi di Malaysia dalam memproduksi mobil listrik,” katanya setelah bertemu Ted Osius, Presiden dan Kepala Eksekutif Dewan Bisnis AS-Asean (US-ABC), seperti dikutip dari Free Malaysia Today, Jumat (13/5).

Ismail ikut serta dalam pertemuan antara Presiden AS, Joe Biden, dengan para pemimpin ASEAN. Dalam kesempatan itu, Ismail meminta US-ABC untuk berperan lebih besar dalam menarik investasi ke Asean, khususnya Malaysia.

"Mereka menganggap Malaysia sebagai mitra dagang penting AS," katanya.

Tahun lalu, Tesla telah lebih dulu mendapatkan tawaran dari Indonesia untuk membangun pabrik kendaraan listrik. Namun rencana investasi tersebut batal.

Terakhir, Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bertemu dengan CEO Tesla, Elon Musk, di Tesla Gigafactory, di Austin, Texas, AS, pada April 2022. Dalam kesempatan itu, Luhut menawarkan investasi baterai kendaraan listrik

Tawaran investasi tersebut ditindaklanjuti dengan kunjungan tim Tesla ke Indonesia. Luhut mengatakan, tim Tesla akan segera meninjau industri baterai kendaraan listrik ke Morowali, Sulawesi Tengah.

 "Mereka puas dengan data yang telah didapatkan," kata Luhut dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/5).

 Tesla mencatatkan pendapatan perusahaan sebesar US$53,82 miliar sepanjang 2021. Angka tersebut melesat 71% dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar US$31,53 miliar. 

 

News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.
Advertisement

Artikel Terkait