Di Forum WEF, Mendag Ajak Dunia Kembali ke Perdagangan Multilateral

Image title
27 Mei 2022, 09:55
Petugas KM Doro Londa memberikan instruksi saat bersandar dengan latar belakang bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (19/5/2022). Neraca perdagangan Indonesia mencetak rekor baru surplus 7,56 miliar dolar AS pada April 2022
ANTARA FOTO/ Wahyu Putro A/foc.
Petugas KM Doro Londa memberikan instruksi saat bersandar dengan latar belakang bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (19/5/2022). Neraca perdagangan Indonesia mencetak rekor baru surplus 7,56 miliar dolar AS pada April 2022 atau melampai rekor sebelumnya pada bulan Oktober 2021 sebesar 5,74 miliar dolar AS.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjadi pembicara dalam beberapa sesi di gelaran World Economic Forum (WEF) 2022. Dalam diskusi tersebut, Lutfi mengajak agar negara di dunia kembali ke perdagangan, khususnya multilateral.  

“Ini saatnya bagi dunia untuk kembali ke perdagangan. Perdagangan dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan melawan kemiskinan,” ujar Mendag dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (27/5).

Dalam diskusi tersebut, terdapat tiga hal yang jadi sorotan Lutfi yaitu adanya peluang peningkatan nilai tambah dan penciptaan ekonomi baru di tengah tantangan saat ini, perlunya sistem perdagangan multilateral dunia, dan mewujudkan pertumbuhan melalui kerja sama kawasan.

Lutfi mengatakan, kondisi saat ini terkesan muram dan bahkan dikatakan para ekonom bahwa dunia tengah berada di ambang resesi yang luar biasa. Namun, Lutfi melihat peluang dari tantangan yang dihadapi.

 “Sebagai bagian dari Pemerintah, saya melihat ini adalah peluang. Misalnya, tingginya harga komoditas saat ini membuat semakin banyak orang berinvestasi dan berinovasi menciptakan nilai tambah di negara-negara seperti Indonesia,” ujarnya.

Nilai komoditas yang baik ini menyebabkan negara-negara seperti Indonesia bisa naik kelas dalam rantai nilai global (GVCs) atau rantai pasok dunia. Menurut Lutfi, kesempatan itu harus diambil untuk dapat menciptakan ekonomi baru,

“Misalnya saja ekonomi hijau melalui pengembangan energi baru dan terbarukan, serta ikut menciptakan terobosan-terobosan perdagangan dunia,” tutur Lutfi.

Dia menekankan perdagangan, terutama multilateral sangat penting untuk kembali ditingkatkan. Melalui perdagangan tersebut, ketimpangan pertumbuhan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang yang selama ini terjadi diharapkan dapat diatasi.

 Indonesia akan menyuarakan kembali pentingnya membangun perdagangan multilateral dalam Konferensi Tingkat Menteri Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada Juni 2022. Hal itu diharapkan bisa mengurai kebuntuan-kebuntuan pada Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-12 yang akan digelar pada 12—15 Juni 2022 di Jenewa, Swiss.

 “Namun yang perlu diperhatikan, salah satu terobosan itu bukan hanya sistem perdagangan multilateral tetapi juga bagaimana menguasai kawasan untuk bisa mewujudkan pertumbuhan tersebut," tegas Mendag

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk Domestik Bruto (PDB) perdagangan besar dan eceran atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp2,2 kuadriliun pada 2021.

News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.
Advertisement

Artikel Terkait