Harga Hewan Kurban Naik hingga Rp 3 Juta per Ekor Imbas Wabah PMK
Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menyebabkan harga hewan kurban untuk Idul Adha naik signifikan. Wabah PMK tersebut kini telah menyebar di 18 provinsi di Indonesia.
Kondisi tersebut misalnya terjadi di Jambi dimana harga sapi naik sekitar Rp 1,5 sampai Rp 2 juta setiap ekornya. Sebelumnya, harga sapi termurah dipatok Rp 15 juta per ekor, kini naik menjadi Rp 17 juta per ekor.
Salah satu pedagang hewan kurban, Amalia, mengatakan bahwa wabah PMK menyebabkan pasokan hewan kurban berkurang. Kondisi itu terjadi karena sapi dan kambing yang masuk ke wilayah Jambi harus melalui prosedur. Selain itu, terdapat pembatasan lalu lintas hewan kurban karena wabah PMK tersebut.
"Yang memesan hewan kurban banyak, namun stok di kita yang terbatas," kata Amalia, Kamis (9/6).
Hal serupa juga dirasakan oleh pedagang kambing Adi Indra. Dia mengatakan, biasanya kambing dari Provinsi Lampung sudah datang satu bulan menjelang hari raya Idul Adha..
"Sekarang untuk pengiriman Kambing kita harus mengajukan surat terlebih dahulu. Padahal biasanya kapan saja kambing mau datang bisa," kata Adi indra.
Saat ini, pasokan kambing yang tersedia di kandangnya hanya berkisar 100 ekor. Biasanya, dia menyediakan pasokan kambing di kandang sekitar 300 ekor untuk menghadapi Idul Adha.
Hal senada terjadi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo mengatakan bahwa harga sapi naik dari Rp 18 juta per ekor menjadi Rp 20 juta hingga Rp 21 juta per ekor.
Begitu juga dengan kambing berukuran besar yang tadinya dijual Rp 3 juta per ekor, kini menjadi Rp 3,5 juta hingga Rp 4 juta per ekor.Kenaikan harga tersebut disebabkan penuruna stok hewan ternak.
"Di pasar hewan Imogiri kemarin saat pasaran stok turun 30 persen baik sapi dan kambing,” ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah mempercepat penanganan wabah PMK pada hewan ternak. Saat ini, wabah PMK telah ditemukan di 163 Kabupaten/Kota yang ada di 18 provinsi.
“Kami akan terus monitor mingguan, dan secara teknis juga akan kami ikuti. Ini sesuai dengan permintaan Bapak Presiden, penanganannya kita buat sampai mikro. Kita tangani seperti penanganan pandemi Covid-19, karena ini sangat mempengaruhi perekonomian rakyat,” kata Airlangga saat memimpin Rapat Koordinasi Terbatas terkait Penanganan dan Pengendalian PMK, Rabu (8/6).
Dia mengatakan, pemerintah terus melakukan berbagai upaya penanganan PMK. Salah satunya adalah pembentukan Gugus Tugas Penanganan Virus PMK yang rencananya sampai dengan di tingkat Kecamatan/Desa. Selain itu, pemerintah berkolaborasi TNI dan Polri untuk mendirikan Crisis Center. Pemerintah juga membatasi lalulintas ternak, distribusi bantuan obat, vitamin, disinfektan ke daerah.
Airlangga menambahkan, pemerintah juga mengimpor 3 juta dosis vaksin darurat. Sementara pembuatan vaksin dalam negeri dilakukan oleh Pusat Veteriner Farma Kementerian Pertanian.
Berdasarkan Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2021, populasi sapi potong di Indonesia mencapai 18,05 juta ekor pada 2021. Jumlah tersebut naik 3,5% dibandingkan populasi tahun sebelumnya yang sebanyak 17,44 juta ekor.
Berikut 10 provinsi dengan sebaran populasi sapi potong terbanyak: