Percepat Vaksinasi, Berdikari Usulkan Vaksin PMK Berbayar
PT Berdikari telah mengajukan diri sebagai distributor vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) berbayar kepada Kementerian Pertanian (Kementan). Vaksin berbayar tersebut ditujukan bagi kebutuhan internal badan usaha milik negara (BUMN) dan pelaku usaha yang membutuhkan,
Direktur Utama Berdikari, Harry Warganegara, mengatakan bahwa beberapa BUMN bermitra dengan peternak dan membutuhkan akses terhadap vaksin dalam waktu cepat. Dari total vaksin impor sejumlah 3 juta dosis, saat ini jumlah yang terdistribusi baru mencapai 655.000 dosis atau 21,83% dari total vaksin PMK impor.
"(Distribusi vaksin berbayar) itu untuk kita bisa sama-sama membantu mempercepat proses vaksin, tapi kami lagi menunggu kira-kira aturannya seperti apa," kata Harry dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR, Senin (27/6),.
Kementan memaparkan harga per vaksin dalam anggaran pengadaan vaksin adalah Rp 38.000 per dosis. Total vaksin yang dibutuhkan untuk dua kali vaksin dan satu dosis booster mencapai 43,66 juta dosis atau senilai Rp 1,65 triliun.
Sekretaris Jenderal Kementan, Kasdi Subagyono, mengatakan bahwa total anggaran vaksin yang telah disetujui dalam rapat koordinasi terbatas bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah Rp 4,66 triliun. Dana teresebut akan berasal dari anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Menurutnya, seluruh anggaran tersebut masih berpotensi berubah lantaran baru akan ditinjau oleh Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Selasa besok (28/6).
"Review itu untuk mendetailkan rincian kegiatan-kegiatan mana yang dianggap kurang atau lebih. Pada prinsipnya, (anggaran program vaksinasi PMK) sudah disetujui," kata Kasdi.
Program vaksinasi PMK yang diusulkan Kementan terbagi menjadi lima bagian, yani pengadaan vaksin dan sarana pendukungnya (Rp 2,83 triliun), operasional vaksinasi (Rp 866,27 miliar), pendataan ternak (Rp 570,09 miliar), bantuan penggantian ternak (Rp 225 miliar), dan penanganan dan pencegahan penyebaran PMK (Rp 159,52 miliar).