Badan Pangan Jajaki Teknologi yang Bisa Simpan Cabai hingga 5 Bulan
Badan Pangan Nasional (BPN) menyatakan sedang mencari teknologi penyimpanan untuk beberapa komoditas pangan, seperti bawang merah dan cabai rawit merah. Langkah ini dinilai penting untuk membentuk stok penyangga pangan di dalam negeri.
Kepala BPN, Arief Prasetyo Adi, mengatakan stok bawang merah dan cabai rawit merah saat ini tercatat defisit. Salah satu mitigasi yang sedang dijelajahi BPN adalah membuat stok penyangga untuk komoditas tersebut.
"Kita harus punya cadangan (pangan) sehingga perlu teknologi untuk melakukan penyimpanan cabai dan bawang. Kami sedang cari teknologinya supaya bisa memperpanjang shelf life (umur simpan) sampai 3-5 bulan," kata Arief di kompleks Kementerian Pertanian, Kamis (30/6).
Arief mengatakan, beberapa teknologi yang telah diuji BPN adalah cold room dan control atmosphere storage. Arief menilai, teknologi stok penyangga menjadi penting selama petani di dalam negeri belum dapat mengatur pola tanam komoditas pangan pokok.
Untuk mengatasi lonjakan harga saat ini, Arief mendistribusikan cabai dan bawang merah dari daerah dengan pasokan surplus ke daerah defisit.
Arief memaparkan, BPN mendistribusikan cabai dari Sulawesi Selatan ke Pasar Induk Keramat Jati sebanyak 54,06 ton pada 16-29 Juni 2022. Sementara itu, terdapat pula distribusi bawang merah dari Bima ke Bengkulu dan Temanggung hingga mencapai 21 ton.
Dari paparan BPN, harga cabai rawit merah per 29 Juni 2022 mencapai Rp 91.378 per kilogram (kg), sedangkan harga cabai merah keriting adalah Rp 77.432 per Kg. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mendata harga cabai rawit merah saat ini adalah Rp 40.000 per Kg dan harga cabai merah keriting hanya Rp 20.000 per Kg.
Sementara itu, harga bawang merah telah menyentuh Rp 57.331 per kg dengan harga bawang merah tertinggi ada di Kalimantan Tengah atau senilai Rp Rp 66.308 per kg. Ikappi mencatat harga bawang merah di kondisi normal adalah Rp 25.000 per kg.
"Ini setiap hari kami lakukan mobilisasi dan kami kirimkan lewat udara. Kami bekerja sama dengan beberapa airline, satu airline bisa mengangkut 1,5-3 ton," kata Arief.
Arief optimistis harga cabai dan bawang merah di pasar dapat kembali stabil pada Juli 2022. Menurutnya, pendorong utama stabilisasi harga adalah pemerataan pasokan cabai dan bawang merah yang saat ini dilakukan.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendata saat ini pasokan cabai hanya mencapai 338,11 ton per hari, sedangkan pasokan normal adalah 386 ton per hari. Artinya, pasokan cabai saat ini lebih rendah 12,41% dar pasokan normal.
Dari paparan Kemendag, menyusutnya pasokan cabai disebabkan oleh curah hujan tinggi, hama penyakit antraknosa, pengalihan fungsi lahan ke komoditas lain, perubahan pola atau jadwal tanam, dan kenaikan harga pestisida.
Di samping itu, pasokan bawang merah saat ini hanya 470,31 ton per hari, sedangkan pasokan normal adalah 605,5 ton per hari. Alhasil, pasokan bawang merah saat ini defisit 22,33% dari kondisi pasokan normal.
Berbeda dengan Cabai, penyebab penurunan pasokan adalah petani yang enggan menanam komoditas tersebut. Penyebab utamanya adalah anjloknya harga bawang merah pada September-Desember 2021.
Harga bawang merah terendah ada pada posisi Rp 26.994 per kg pada November 2021. Penurunan harga pada 2021 menjadi kontras lantaran harga bawang merah pada 2020 tidak pernah kurang dari Rp 31.000 per kg.
Kemendag menilai pasokan cabai dan bawang merah akan kembali normal seiring memasuki musim panen raya pada Juli-September 2022.