PUPR Salurkan Rp 11 Triliun untuk Subsidi Pembiayaan 165 Ribu Rumah

Andi M. Arief
5 Juli 2022, 17:42
Foto udara pembangunan sebuah perumahan bersubsidi di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (14/6/2022). Pemerintah menyiapkan pembiayaan rumah bersubsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada tahun 2023 sebanyak 220 ribu unit atau
ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/wsj.
Foto udara pembangunan sebuah perumahan bersubsidi di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (14/6/2022). Pemerintah menyiapkan pembiayaan rumah bersubsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada tahun 2023 sebanyak 220 ribu unit atau sebesar Rp25,2 triliun untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyalurkan bantuan pembiayaan pemilikan rumah senilai Rp 11,41 triliun untuk pembangunan 165.607 unit rumah. Mayoritas dana pembiayaan pemilikan rumah tersalurkan lewat program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga  Rp 11,06 triliun untuk pembangunan 99.557 unit rumah. 

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna, memaparkan penyaluran FLPP menghadapi dua kendala pada paruh pertama 2022. Kendala yang dimaksud adalah pencairan dana FLPP baru dapat dilakukan pada Februari 2022 dan penyaluran menunggu ketersediaan kapasitas dari bank penyalur. 

Herry mencatat salah satu program bantuan pembiayaan rumah dengan laju penyaluran yang lambat adalah Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). Dia menilai, hal ini terjadi karena keterlambatan pengajuan dari bank pelaksana. 

"Hingga akhir Juni 2022 realisasi BP2BT sebanyak 33,81% atau 2.463 unit," kata Herry dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR, Senin (4/7).

Sementara itu, Herry mencatat belum ada rumah yang terbangun melalui program Subsidi Selisih Bunga (SSB). Selain itu, dana yang tersalurkan hingga Juni 2022 baru mencapai Rp 111 juta dari target Rp 4,39 triliun atau untuk pembangunan 769.903 unit143,48 rumah. 

Herry menilai hal ini juga disebabkan oleh keterlambatan bank pelaksana. Selain itu, program SSB saat ini dilakukan paralel dengan proses penyelesaian temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2020. 

Terakhir, bantuan pembiayaan melalui program Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) yang ditargetkan senilai Rp 812 miliar untuk pembangunan 200.000 unit rumah. Pada semester I-2022, total dana yang telah disalurkan lewat SBUM adalah Rp 257,41 miliar untuk pembangunan 63.587 unit rumah. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...