Harga CPO Global Anjlok, Berpotensi Tetap Rendah hingga Akhir 2022

Tia Dwitiani Komalasari
14 Juli 2022, 16:08
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Harga jual Tanda Buah
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Harga jual Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit tingkat petani sejak dua pekan terakhir mengalami penurunan dari Rp2.850 per kilogram menjadi Rp1.800 sampai Rp1.550 per kilogram, penurunan tersebut pascakebijakan pemeritah terkait larangan ekspor minyak mentah atau crude palm oil

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) merosot tajam akibat melimpahnya stok dari negara produsen seperti Indonesia dan Malaysia. Analis memperkirakan bahwa harga CPO yang rendah akan bertahan hingga akhir 2022.

Dikutip dari data tradingeconomics.com, harga CPO mencapai MYR 3.725 per tonne mark pada Kamis (14/7). Harga tersebut merosot 34,03% secara bulanan, dan turun 10,57% secara tahunan.

CGS-CIMB Research mengatakan bahwa stok minyak sawit Malaysia kemungkinan akan berada di awal siklus naik. Hal itu disebabkan karena kenaikan produksi, namun pengiriman ekspor rendah.

“Kami memproyeksikan stok minyak sawit naik 21,4% bulan ke bulan (m-o-m) menjadi dua juta ton pada akhir Juli 2022, karena output yang lebih tinggi dan ekspor yang lebih rendah,” kata lembaga riset tersebut dalam sebuah catatan seperti dikutip dari The Star, Kamis (14/7).

Pada Juni 2022, produksi CPO Malaysia naik 6% secara bulanan, sementara ekspor turun 12% secara bulanan. Di tengah pasokan yang lebih tinggi di pasar, analis memproyeksikan harga CPO yang lebih rendah pada periode Juli-Desember 2022. Sebelumnya, harga CPO mencapai titik  yang lebih tinggi dari perkiraan pada paruh pertama 2022.

UOB Kay Hian Malaysia Research mengatakan harga CPO global bisa tetap lemah dalam waktu dekat karena stok minyak sawit dari Indonesia juga mulai membanjiri pasar global setelah pemerintah membuka keran ekspor pada 23 Mei 2022. Pemerintah Indonesia bahkan mempercepat ekspor CPO dengan meningkatkan rasio kewajiban pasar domestik (DMO).

Sementara itu, data investing.com menunjukkan bahwa harga CPO di bursa komoditas Rotterdam mulai turun 0,38% dalam sepekan. Sementara bila dibandingkan 30 hari sebelumnya, harga CPO di bursa komoditas Rotterdam masih lebih rendah -24,2%.

Sebelum Rusia melakukan serangan ke Ukraina, harga CPO di pasar spot Rotterdam masih berada di level US$ 1.640 per ton (23/2/2022). Setelah invasi tersebut, harga CPO ikut melambung selama dua pekan.

Jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu yang masih berada di level US$ 1.305 per ton, maka harga minyak sawit anjlok -0,38% (Year to Date/YTD). Demikian pula jika dibandingkan dengan posisi terendah 16 Juni 2021, harga CPO telah melambung 33,33%.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...