Pupuk Indonesia: Jokowi Telah Upayakan Pasokan KCL dari Rusia
PT Pupuk Indonesia menyatakan bahwa bahan baku produksi pupuk dalam negeri aman, meskipun Perang Rusia-Ukraina sempat menghambat pasokan Kalium (K). Saat ini, industri pupuk Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi bahan baku Kalium dan Fosfat (P).
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal, mengatakan bahwa Industri pupuk nasional biasanya mengimpor bahan baku Kalium dari Kanada, Belarusia, dan Rusia. Sementara itu, bahan baku fosfat biasanya diimpor dari negara-negara di Afrika Utara dan Timur Tengah.
"Kalau (impor) P, kami masih agak sedikit longgar, (tapi negara asal impor K) itu sekarang daerah-daerah konflik. Kami menyampaikan terima kasih kepada Presiden (Joko Widodo) yang telah mengupayakan pasokan KCL (Kalium Klorida) dari Rusia," kata Gusrizal dalam Sosialisasi Kebijakan tentang Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian, Jumat (15/7).
Pemenuhan pasokan bahan baku itu dibutuhkan agar Pupuk Indonesia bisa memproduksi jenis pupuk subsidi yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Kementan menetapkan jenis pupuk yang disubsidi pemerintah ada dua, yakni urea dan NPK.
Pupuk Indonesia akan memproduksi pupuk Urea bersubsidi pada tahun ini sebesar 4 juta ton, sementara itu alokasi pupuk NPK bersubsidi mencapai 2,4 juta ton. Total alokasi pupuk subsidi sebanyak 6,4 juta ton tersebut mencapai 51,57% dari total produksi Pupuk Indonesia.