Pabrik CPO Berbasis Koperasi Bisa Pasok 21% Kebutuhan Minyak Goreng RI

Andi M. Arief
19 Juli 2022, 16:53
Pekerja mengumpulkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Mamuju, Sulawesi Barat, Minggu (14/11/2021). Harga TBS kelapa sawit tingkat pengepul sejak dua bulan terakhir mengalami kenaikan dari Rp 2.180 per kilogram naik menjadi Rp 2.850 per kilogram dis
ANTARA FOTO/Akbar Tado/YU
Pekerja mengumpulkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Mamuju, Sulawesi Barat, Minggu (14/11/2021). Harga TBS kelapa sawit tingkat pengepul sejak dua bulan terakhir mengalami kenaikan dari Rp 2.180 per kilogram naik menjadi Rp 2.850 per kilogram disebabkan meningkatnya permintaan pasar. ANTARA FOTO/Akbar Tado/YU

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menyambut baik rencana pemerintah untuk mendirikan pabrik minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak makan merah (RPO) mini berbasis koperasi. Pabrik mini tersebut diperkirakan mampu menopang 21% kebutuhan minyak goreng di dalam negeri. 

Ketua Umum Apkasindo, Gulat Manurung, mengatakan sebanyak 85% petani sawit di dalam negeri siap mengoperasikan pabrik produksi CPO dan RPO tersebut. Dengan kapasitas produksi per pabrik 10 ton per hari, Gulat menghitung petani dapat menghasilkan 33.000 ton minyak sawit per bulan.

"Jika kebutuhan nasional minyak goreng non premium 104.000 ton dari dari kebutuhan per bulan, maka paling tidak sudah memenuhi 32% dari kebutuhan nasional khusus untuk kelas minyak goreng non premium," kata Gulat kepada Katadata.co.id, Selasa (19/7).

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop-UKM) menargetkan pembangunan pabrik minyak sawit mini berbasis koperasi dibangun di setiap 1.000 hektar lahan sawit. Apkasindo mencatat, jumlah lahan sawit di dalam negeri mencapai 6,72 juta hektar. Artinya, pemerintah menargetkan membangun 6.720 unit pabrik pengolah TBS.

Namun demikian, Gulat mengatakan, hanya diperlukan 110 pabrik untuk memproduksi 33.000 ton minyak sawit di 22 provinsi. Artinya, setiap provinsi penghasil sawit hanya perlu menghadirkan lima pabrik.

Gulat mengatakan. investasi yang diperlukan untuk membangun sebuah pabrik minyak sawit berkapasitas 10 ton per hari adalah Rp 15 miliar. Angka ini lebih rendah dari perkiraan pemerintah senilai Rp 23 miliar.

Dengan kata lain, total pembiayaan yang dibutuhkan untuk membangun 110 unit pabrik minyak sawit adalah Rp 1,65 triliun. Gulat menilai angka tersebut jauh lebih rendah dari kerugian yang dialami petani sawit selama 2 bulan terakhir.

"Mei-Juni 2022, kerugian kami sudah mencapai Rp 26 triliun. Tentu investasi Rp 1,65 triliun ini sangat kecil dibandingkan kerugian kami, petani sawit," kata Gulat.

Gulat menilai pembiayaan pembangunan 110 pabrik minyak sawit tersebut dapat ditopang oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Menurutnya, pembangunan pabrik tersebut sesuai dengan visi dan misi pendirian BPDPKS. Pada 2021, dana yang ditarik dari industri sawit nasional mencapai Rp 71,46 triliun.

Di sisi lain, Gulat mengatakan, tenaga kerja yang akan mengoperasikan pabrik minyak sawit berbasis koperasi akan berasal dari petani sawit. Gulat mendata, setidaknya ada 3.000 petani dengan dengan tingkat pendidikan sarjana maupun diploma yang berpotensi mengoperasikan pabrik tersebut.

Gulat menekankan pabrik minyak sawit yang akan didirikan tersebut akan tetap berbadan usaha koperasi, namun memiliki manajemen yang lebih baik dengan cakupan yang lebih luas.

 "Anak-anak petani sawit sudah disekolahkan di enam perguruan tinggi terbaik bidang vokasi sawit melalui beasiswa BPDPKS. Sekarang sudah berada di tengah-tengah kami petani sawit yang mempunyai tenaga terampil dari hulu sampai ke hilir," kata Gulat. 
 
Menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), produksi minyak sawit dalam negeri pada Februari 2022 diperkirakan sebesar 3,8 juta ton, turun 9,3% dari bulan sebelumnya yang sebesar 4,2 juta ton.

Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...