Sepekan Pencabutan Pungutan Ekspor, Harga TBS Sawit Tembus Rp 1.300

Andi M. Arief
21 Juli 2022, 13:59
Pekerja mengangkut dan menata tandan buah segar kelapa sawit saat panen di Desa Jalin, Kecamatan Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin (23/8/2021).
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww.
Pekerja mengangkut dan menata tandan buah segar kelapa sawit saat panen di Desa Jalin, Kecamatan Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin (23/8/2021).

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mendata harga tandan buah segar (TBS) sawit telah naik 46,61%  menjadi Rp 1.343 per kilogram (kg)  setelah sepekan penerapan kebijakan pungutan ekspor 0%. Kebijakan tersebut berlaku mulai 15 Juli sampai 31 Agustus 2022.

Ketua Umum Apkasindo, Gulat Manurung, mengatakan bahwa harga TBS sempat anjlok ke level Rp 916 per kg pada 14 Juli 2022, atau sebelum kebijakan pencabutan pugutan ekspor diterapkan. Namun demikian, harga CPO malah turun sejak penerapan kebijakan tersebut.

"Seharusnya 16 Juli 2022 atau setelah pencabutan PE, harga CPO sudah di angka Rp 11.000 per Kg. Kenyataanya, (harga CPO) hanya Rp 9.250, dan hari ini malah turun menjadi Rp 9.100 per Kg," kata Gulat kepada Katadata.co.id, Rabu (20/7).

Gulat telah menyampaikan anomali tersebut kepada Ketua Dewan Pembina Apkasindo sekaligus Kepala Staf Presiden Moeldoko. Pada kesempatan tersebut, Gulat menyarankan agar pemerintah bisa menghapus tiga kebijakan yang dinilai sudah tidak relevan dengan kondisi terkini.

Kebijakan yang dimaksud adalah yakni Flush-Out (FO), kewajiban pasar domestik (DMO), dan kewajiban harga domestik (DPO). Ketiga aturan tersebut dinilai menghambat proses ekspor CPO saat ini. 

Berdasarkan data Dewan Sawit Indonesia (DSI), total CPO yang dihasilkan sepanjang semester II-2022 diestimasikan mencapai 24,56 juta ton atau naik 15,49% dari realisasi paruh pertama 2022 sejumlah 21,27 juta ton. Produksi CPO terbanyak sepanjang 2022 dinilai akan terjadi pada November 2022 atau sebanyak 4,58 juta ton.

Produksi sawit Juli-Desember 2022 diperkirakan akan berkisar 4,49 juta ton per bulan. Adapun volume ekspor per bulan dan konsumsi domestik dengan aturan DMO hanya mencapai 3,74 juta ton per bulan.

Pada saat yang sama, fasilitas penyimpanan CPO pada awal Juli 2022 telah mendekati kapasitas maksimum atau sebesar 7,1 juta ton. Untuk menyelamatkan fasilitas penyimpanan, DSI mengusulkan Kementerian Perdagangan meniadakan aturan DMO hingga Oktober 2022.

"(Hal tersebut dapat dilakukan lantaran) harga CPO di pasar lokal masih berada di bawah Rp 9.500 yang dapat memberikan jaminan harga minyak goreng curah lokal bisa (dinikmati konsumen senilai) Rp 14.000 per liter," kata Plt Ketua DSI, Sahat Sinaga, kepada Katadata.co.id, Senin (18/7).

Sahat mengusulkan agar pemerintah memperpanjang peniadaan Pungutan Ekspor (PE) hingga Oktober 2022 dan memotong Bea Keluar (BK) sebesar 25% menjadi sekitar US$ 216 per ton pada Agustus-Oktober 2022. Langkah ini dinilai akan meningkatkan harga TBS sawit yang dinikmati petani menjadi setidaknya Rp 1.600 per Kg.

"Sehingga, pembelian TBS sawit bisa berlangsung baik pada periode puncak panen sawit Indonesia, yakni pada Juli 2022 - Januari 2023," kata Sahat.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)  mencatat total produksi minyak sawit dalam negeri pada Mei 2022 sebesar 3,4 juta ton. Jumlah itu turun 19,7% dari 4,2 juta ton pada April 2022.

Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...